Ilustrasi suntik vaksin. (Foto: Getty Images/iStockphoto/JadeThaiCatwalk) |
Kasus Mpox di Indonesia secara kumulatif tercatat mencapai 88 kasus, berdasarkan catatan mulai 2022 hingga 2024. Sejauh ini, seluruh pasien dinyatakan sembuh dan tidak mengeluhkan gejala berat.
Kasus Mpox yang menyebar di Indonesia merupakan varian Clade 2b, dengan tingkat fatalitas diyakini lebih rendah ketimbang Clade 1b. Meski belum mencatat kasus Mpox Clade 1b, pemerintah berupaya memperketat pintu masuk dengan mengawasi pendatang yang mengeluhkan demam tinggi, sebagai salah satu gejala awal Mpox.
Siasat lain yang dilakukan untuk menekan risiko kasus Mpox 'membludak' adalah vaksinasi. Perlu dicatat, pemberian vaksinasi Mpox tidak untuk semua kelompok.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemberian vaksin Mpox ditujukan untuk kelompok lelaki seks dengan lelaki (LSL) atau Gay, Biseksual dan Pria-yang-berhubungan-seks-dengan-pria lainnya (GBMS), serta individu yang kontak dengan pengidap Mpox dalam dua pekan terakhir.
"Kelompok berisiko lainnya termasuk petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah yang ada kasus Mpox, dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus Mpox," ujar Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Prima Yosephine, M.K.M, di Jakarta, Rabu (28/8/2024).
"Namun, orang yang pernah kontak ini belum tentu terinfeksi. Jadi, imunisasi Mpox masih bersifat pencegahan. Sedangkan, bagi pasien yang sudah terinfeksi akan diberikan pengobatan yang sesuai."
Vaksin Mpox Tak Bisa Diberikan Massal
Kemenkes RI memastikan pemberian vaksinasi Mpox tidak direkomendasikan secara massal, pemberian bagi kelompok yang mungkin berisiko kontak dengan pasien adalah sebagai pencegahan infeksi. Sementara bagi mereka yang tetap tertular Mpox setelah vaksinasi, diharapkan bisa melindungi dari risiko gejala berat atau kebutuhan rawat inap.
Jenis vaksin Mpox yang digunakan di Indonesia adalah golongan Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN). MVA-BN merupakan vaksin turunan smallpox generasi ke-3 yang bersifat non-replicating. Vaksin ini sudah mendapat rekomendasi WHO untuk digunakan saat wabah Mpox.
"Vaksin Mpox saat ini terbatas dan digunakan pada sasaran prioritas di daerah yang dilaporkan adanya kasus. Lalu, khusus di Bali, karena akan dilaksanakan pertemuan internasional (Indonesia Africa Forum pada 1-3 September 2024) di mana ada beberapa peserta dari daerah terjangkit sehingga diperlukan adanya upaya mitigasi risiko untuk mencegah penularan Mpox," jelas Prima.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tak Semua Dapat, Kemenkes Prioritaskan LSL dan Kelompok Ini untuk Vaksin Mpox"