Organ perut wanita ini mengeras usai operasi penurunan BB di Turki. (Foto: Facebook Solihull Hospital and Community Services NHS) |
Organ tubuh wanita ini mengeras seperti 'beton' setelah menjalani operasi penurunan berat badan di Turki. Kondisi tersebut membuatnya tidak bisa makan secara normal bahkan selama tiga tahun. Bagaimana ceritanya?
Semua berawal dari tahun 2022, ketika Pinky Jolley (46) menghabiskan sekitar 2.100 Euro (Rp 37 juta) untuk menjalani operasi pemotongan lambung atau bariatric surgery. Hal tersebut dilakukan karena Jolley yang juga mengidap diabetes memiliki berat badan badan berlebih dan komplikasi yang membuatnya harus menggunakan kursi roda.
Pada saat itu berat badan Jolley sudah mencapai 112 kg. Namun, karena tidak mampu dengan biaya operasi serupa di Inggris yang mencapai 10.000 Euro (Rp 176 juta), ia akhirnya memutuskan untuk memilih operasi di Turki.
"Pada akhirnya masalah ini akan teratasi, tapi ini merupakan perjuangan yang sangat berat dan saya hampir kehilangan nyawa beberapa kali. Saya tidak menyesal operasi, tapi saya menyesal memilih tempat operasi yang salah," kata Jolley dikutip dari BBC, Senin (5/8/2024).
Operasi akhirnya dilakukan dengan mengangkat 85 persen kapasitas lambung Jolley. Usai operasi selama dua jam tersebut, Jolley merasa sangat tidak sehat mulai dari tidak enak badan, sakit perut hebat, muntah-muntah, hingga dehidrasi.
Setelah pulang ke Inggris, Jolley melakukan pemeriksaan. Dokter melakukan CT Scan menemukan kebocoran serius yang menyebabkan infeksi di dalam tubuhnya. Kondisi itu juga disertai dengan adanya nanah yang mengeras.
Akibat kejadian itu Jolley akhirnya diminta untuk menjalani operasi darurat untuk menyelamatkan nyawanya. Dokter 'mencuci' isi perut Jolley menggunakan jet-washing. Semenjak itu, kondisi Jolley membaik namun hanya bisa makan melalui selang yang dimasukkan ke hidung dan tenggorokannya.
Dokter saat itu mengatakan bahwa Jolley hampir pasti tidak akan pernah makan makanan padat lagi.
Setelah tiga tahun tidak merasakan makanan padat, belum lama ini dokter bedah di RS Solihull mencoba membuat 'kantong' perut baru di dalam tubuh Jolley. Hal tersebut dilakukan agar Jolley bisa mengonsumsi makan secara normal lagi.
"Saya tahu itu mungkin tidak akan memperbaiki segalanya, tapi saya akan bisa makan lagi. Saya akan bisa keluar dengan teman-teman dan menjalani hidup," cerita Jolley.
"Mereka (dokter operasi di Turki) benar-benar mengacaukan operasi dan membuat bagian dalam tubuh saya terinfeksi sehingga menjadi keras seperti beton kata dokter. Itu cobaan yang mengerikan dan saya hanya ingin sembuh lagi," sambungnya.
Kini Jolley yang kini memiliki berat badan 72 kg berharap bisa pulang ke rumah setelah operasi.
Dokter bedah utama Profesor Rishi Singhal mengatur kembali usus besar, hati, dan limpa yang tersangkut dan tidak pada posisinya. Mereka melakukan operasi by-pass untuk membuat kantong kecil di bagian atas perut dan menempelkannya ke usus halus.
"Pembedahan bagian ujung atas lambung seperti memotong 'beton' karena telah sangat tebal akibat kebocoran dan perdarahan sehingga tidak bisa dilakukan dengan alat-alat standar biasa," tandas Singhal.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Organ Tubuh Wanita Ini Mengeras Bak 'Beton' Usai Operasi Penurunan BB di Turki"