Foto: Getty Images/iStockphoto/JOKO SL |
Petai menjadi salah satu menu makanan yang disukai sejumlah warga Indonesia. Umumnya, petai dijadikan hidangan pelengkap dengan sabal, juga dicampur dengan makanan olahan lain, seperti kentang dan hati ayam, atau sekadar dimakan mentah.
Petai dengan nama parkia speciosa sebetulnya merupakan tanaman asli Asia Tenggara yang memiliki aroma khas.
Petai kaya akan vitamin dan mineral, bermanfaat bagi tubuh termasuk dalam pengobatan tradisional untuk diabetes. Pasalnya, petai memiliki ekstrak dari polong dan biji yang mengandung polifenol, fitosterol, dan flavonoid total yang tinggi, juga kaya akan antioksidan.
"Petal ini kaya akan zat-zat antioksidan, polifenol, dan zat-zat aktif yang terkandung dalam petai ini membantu tubuh kita agar bisa meregulasi gula darah, regulasi keseimbangan kadar gula darah, artinya orang-orang dengan diabetes melitus, kencing manis, akan mendapat banyak manfaat dengan mengonsumsi petai," jelasnya saat dihubungi detikcom, Jumat (22/11/2024).
"Karena akan membantu menurunkan kadar gulah darah dengan berbagai mekanisme, misalnya menurunkan enzim alfa glukosidase, petai juga kaya akan kandungan serat, dan membantu memperlancar sistem pencernaan," lanjut dia.
Selain petai yang biasa dikonsumsi, terdapat pula petai cina yang menjadi olahan pangan lain.
"Sebetulnya petai cina, manfaatnya sama, sama-sama menurunkan kadar gula dan menyeimbangkan kadar gula darah menjadi normal," lanjutnya.
Namun, dr Inggrid memberikan catatan untuk tetap tidak mengonsumsi petai terlalu banyak. Pasalnya, dalam jangka panjang seseorang bisa mengalami kenaikan kadar asam urat lantaran petai mengandung tinggi purin.
"Konsumsi petai secara berlebihan itu juga bisa berisiko kerusakan ginjal," wanti-wanti dr Inggrid.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Petai Bisa Jaga Kadar Gula Darah-Lancarkan Pencernaan, Dokter Herbal Bilang Gini"