![]() |
Kepala BPOM Taruna Ikrar (Foto: DetikHealth/Devandra Abi Prasetyo) |
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan bahwa peredaran takjil di masyarakat pada bulan puasa tahun ini tergolong aman. Hasil ini didapat setelah BPOM melakukan intensifikasi pengawasan pangan olahan.
Pengawasan ini dimulai sejak Senin (24/2) silam. Sampai minggu kelima ini, BPOM telah melakukan uji laboratorium terhadap 4.958 sampel. Sebagian besar produk makanan atau minuman tersebut memenuhi syarat (MS).
"Dengan hasil 4.862 sampel atau 98,6 persen memenuhi syarat. Makannya kita buat statement 'makanan pangan takjil tahun ini aman'. Jadi masyarakat kita aman memilih di pasar-pasar tradisional," kata Kepala BPOM Taruna Ikrar, di Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025).
Taruna Ikrar menambahkan, hanya sekitar 96 sampel atau 1,94 persen takjil yang mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan rhodamin B. Takjil-takjil tersebut biasanya berupa mi kuning basah, rujak mi, agar-agar merah, kerupuk nasi, cincau, delima, pacar cina, hingga cendol pink.
"Jadi kalau masyarakat suka dengan produk ini, hati-hati. Kami perintahkan ke distributor untuk melakukan pengembalian produk kepada pemasok dan pemusnahan pangan, baik yang rusak, kedaluwarsa, dan tidak punya izin edar," katanya.
"Perintah berikutnya BPOM juga memberikan sanksi administratif dan kami juga sudah mendapatkan laporan dari Deputi IV, ada beberapa yang akan kami tingkatkan ke penyidikan," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "BPOM Tegaskan Takjil Tahun Ini Aman, 98,6 Persen Memenuhi Syarat"