detikcom |
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menyebut bibit vaksin IndoVac kerja sama dengan Baylor College of Medicine (BCM) Amerika Serikat telah berhasil dikembangkan. Menggunakan platform rekombinan sub-unit berbasis ragi (yeast based), vaksin IndoVac kini berproses menjalani uji klinis fase ketiga, khusus untuk 18 tahun ke atas.
Bahkan, tengah dalam tahap final merinci laporan uji klinis ketiga untuk mengajukan izin emergency use of authorization kepada BPOM RI.
"Dari hasil uji klinis fase 1 dan 2, IndoVac memiliki kualitas dan keamanan yang baik, efikasi juga tidak kalah dengan vaksin Covid-19 lainnya. Selanjutnya uji klinis fase 3, kami sedang menyelesaikan laporannya," ujar Honesti dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom (8/9/2022).
Bio Farma juga menyebut pihaknya mendaftarkan vaksin COVID-19 IndoVac untuk emergency use listing atau izin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sehingga bisa didistribusikan ke seluruh penjuru dunia. Hampir 80 persen vaksin IndoVac memiliki komponen dalam negeri, hal ini menurutnya menjadi tanda sebagai kemandirian bangsa untuk mengembangkan vaksin COVID-19 dalam negeri.
"Tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri, IndoVac juga digunakan untuk suplai pasar global. Peluang ekspor IndoVac terbuka lebar. Kami juga telah mendaftarkan emergency use listing (EUL) ke Badan Kesehatan Dunia (WHO)," tuturnya.
"Vaksin ini nantinya bisa digunakan di negara-negara lain melalui mekanisme support Covax Facility (multilateral). Melalui vaksin COVID-19, Bio Farma berharap dapat berkontribusi dalam mendukung kesehatan dunia, tidak hanya di Indonesia," pungkas dia.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Top! Vaksin COVID-19 BUMN IndoVac Sudah Didaftarkan ke WHO"