Hagia Sophia

02 November 2022

Menkes: Tidak Ada Korelasi antara Gagal Ginjal Akut dengan COVID-19

Foto: Getty Images/iStockphoto/AgFang

Hingga kini, Indonesia telah mencatat total 325 kasus gangguan ginjal akut pada anak, dengan 179 pasien di antaranya meninggal dunia. Cemaran bahan kimia etilen glikol pada sejumlah produk obat cair atau sirup diduga kuat menjadi biang kerok ratusan kasus tersebut. Namun sempat beredar dugaan, kasus gagal ginjal tersebut berkaitan dengan infeksi virus Corona dan vaksinasi COVID-19.

Meluruskan dugaan terkait COVID-19, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan hingga kini tidak ditemukan ada korelasi antara COVID-19 dengan kasus gangguan ginjal akut misterius. Hal itu mengacu pada pemeriksaan panel patogen di seluruh RS pemerintah yang diselenggarakan oleh Kemenkes RI.

"Ada yang bilang ini disebabkan oleh COVID-19, persentasenya di bawah 10 persen. Jadi tidak ada korelasinya dengan virus Sars-COV-2," ungkap Menkes dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI bersama Menkes RI, Rabu (2/11/2022).

Lebih lanjut Menkes menyebut, tidak juga ditemukan kaitan kasus gangguan ginjal akut dengan vaksinasi COVID-19. Sebab, kebanyakan pasien gagal ginjal akut yang merebak kini adalah anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang belum bisa menerima suntikan vaksin COVID-19.

"Kita juga melakukan uji dengan vaksin, sama. Karena sebagian besar yang terkena adalah di bawah 5 tahun dan ini adalah segmen yang tidak divaksinasi COVID-19. Jadi itu mengeliminasi di bulan September, bahwa penyebabnya adalah vaksin (atau) penyebabnya adalah Sars-COV-2 penyebab COVID atau penyebabnya adalah bakteri dan virus-virus lainnya," jelasnya.

"Karena semua bakteri sudah kita panel, semua virus sudah kita panel, dan angkanya kecil. Jadi kemungkinan penyebab terbesarnya pasti bukan itu," pungkas Menkes.

Kemarin, Selasa (1/11), juru bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril menjabarkan kelompok usia pasien gangguan ginjal akut misterius di Indonesia. Sejalan dengan paparan Menkes, pasien paling banyak berusia 1-5 tahun.

"Ada terbanyak itu di kelompok umur 1-5 tahun sebanyak 106 anak. Kemudian di bawah 1 tahun (sebanyak) 21 anak, dan seterusnya 23 (kasus) pada (usia) 6-10 tahun. Dan ada 9 (kasus) anak pada (usia) 11-18 tahun," ujar Syahril dalam konferensi pers virtual.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Alasan Kemenkes Yakin Vaksin COVID-Infeksi Corona Bukan Pemicu Gagal Ginjal Akut"