Indonesia dihantui resesi seks. (Foto: Grandyos Zafna) |
Psikolog klinis Veronica Adesla ikut menyoroti kemungkinan banyak orang di Indonesia mengalami 'resesi seks'. Dalam faktor psikologis, ada banyak penyebab dari mereka atau bahkan pasangan suami istri yang keinginan untuk berhubungan intim-nya menurun.
Vero mencontohkan beberapa kasus yang dia hadapi salah satunya yakni adanya trauma masa lalu. "Dari sisi psikologis, sekarang cukup banyak orang yang menikah sih menikah, tetapi kurang tertarik untuk berhubungan intim. Ada beberapa klien saya yang karena faktor trauma masa lalu, ada faktor keluarga," ungkap Vero dalam bincang-bincang bersama eLife detikcom Jumat (16/12/2022).
Orang tersebut kemungkinan tumbuh dalam keluarga yang tidak dekat atau harmonis sehingga berdampak pada ikatan emosional dengan pasangan, tidak berjalan mulus. Otomatis keinginan berhubungan seksual juga berpengaruh.
Selain itu, Vero menuturkan tingkat stres pada pasangan suami istri bisa menjadi pemicu turunnya gairah berhubungan intim. Bisa saja ini dikaitkan dengan ekonomi.
"Misalnya dia mikir aduh tanggungan banyak, kalau harus nambah anak nggak kebayang," tutur dia.
Selain dari sisi psikologis, kepentingan atau keinginan masing-masing pribadi terkait mengembangkan diri juga paling berpengaruh. Banyak mereka yang memilih melajang lantaran ingin fokus berkarier.
Hal ini berdampak pada usia pernikahan yang semakin lama semakin menurun, misalnya 'batas' pemikiran usia nikah sebelumnya marak ditetapkan di 25 tahun, kini bergeser hingga 30 tahun.
"Kalau dari segi atau faktor ekonomi, sekarang kesadaran meningkat, kalau biaya hidup itu jadi faktor yang tinggi, berpikir dua kali untuk menikah karena nanti biaya menikah besar, beli rumah besar, belum lagi biaya punya anak, biaya pendidikan dan lain-lain tentunya," pungkas dia.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Resesi Seks di Mata Psikolog, Inikah Alasan Pasutri Mulai Ogah Bercinta?"