Foto: Getty Images/iStockphoto/oonal |
Pejabat China bakal melakukan pemeriksaan COVID-19 secara acak di tempat fasilitas medis untuk melacak data COVID-19 yang tidak lengkap dan kurang terlaporkan. Hal itu diungkapkan oleh otoritas kesehatan negara, di tengah maraknya tuntutan global untuk China lebih transparan perihal kasus COVID.
Mengingat sudah berbulan-bulan, China menghadapi tekanan dari berbagai negara dan pakar kesehatan untuk mengungkapkan data terkait kasus infeksi virus Corona. China diminta untuk bersikap lebih terbuka terkait data COVID-19, terutama perihal angka resmi jumlah kasus gejala parah, rawat inap, dan kematian akibat COVID.
Baru-baru ini, penasehat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak China untuk merilis semua informasi terkait asal mula pandemi COVID-19.
Mengacu pada langkah-langkah baru yang diumumkan oleh Komisi Kesehatan Nasional, pemerintah provinsi akan ditugaskan untuk melakukan pengawasan dan inspeksi harian secara acak. Pemeriksaan tersebut mencakup berbagai bidang seperti manajemen vaksinasi di institusi medis dan kesehatan, termasuk memeriksa penerimaan dan penyimpanan vaksin untuk virus Corona baru.
Di samping itu, pemerintah diminta untuk memantau apakah laporan infeksi virus telah disembunyikan, ditunda, atau dilaporkan secara salah. Pemerintah juga diminta mengawasi potensi meningkatkan pengelolaan limbah medis dan pengelolaan biosekuriti laboratorium mikrobiologi patogen.
Otoritas kesehatan menyebut, pemerintah daerah harus secara aktif mencari dukungan keuangan untuk memastikan pendanaan terkait pemeriksaan acak tersebut.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Siasat China Telusuri Misteri COVID-19 usai Disebut Tak Transparan soal Data"