Hagia Sophia

31 March 2023

Usai Lockdown Karena COVID-19, Populasi di Shanghai Merosot

Ilustrasi populasi di China. (Foto: AP/Mark Schiefelbein)

Populasi di Kota Shanghai, China, merosot pada tahun 2022 akibat kebijakan pembatasan COVID-19. Berdasarkan data Biro Statistik Shanghai pada Selasa (28/3/2023), penurunan jumlah penduduk terjadi pertama kalinya dalam lima tahun terakhir. Salah satunya disebabkan lebih dari 250.000 pekerja migran meninggalkan kota tersebut.

Data tersebut menunjukkan pada 2022, wilayah Shanghai padat dihuni 24,76 juta orang. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 24,89 juta orang.

Dikutip dari Reuters, angka populasi Shanghai ini muncul setelah Beijing mencatat adanya penurunan populasi pertamanya sejak tahun 2003. Penurunan populasi di kedua kota ini sejalan dengan tren nasional.

Diketahui, populasi di China anjlok pada tahun lalu untuk pertama kalinya dalam enam dekade. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya biaya hidup terutama di pusat kota yang besar dan luas, pertumbuhan ekonomi yang lemah, dan perubahan sikap dalam membesarkan keluarga.

Menurut survei resmi, sekitar 60 persen masyarakat yang tinggal di Shanghai hanya menginginkan satu anak atau bahkan tidak sama sekali. Selain itu, lebih dari 28 persen responden mengatakan tidak berencana untuk menambah anak karena tingginya biaya pengasuhan anak.

Tingkat Kelahiran Turun

Tingkat kelahiran di Shanghai juga turun menjadi 4,4 per 1.000 orang dari 4,7 di tahun sebelumnya. Sementara tingkat kematiannya meningkat dari 5,6 per 1.000 orang menjadi 6,0 karena populasi yang menua dengan cepat.

Pada tahun lalu, China juga mencatat tingkat kelahiran yang rendah, yakni 6,77 per 1.000 orang. Tak hanya itu, populasi orang yang berusia lebih dari 65 tahun di Shanghai juga cukup tinggi sekitar 18,7 persen, melebihi rata-rata nasional yaitu 14,9 persen.

Perempuan yang Menunda Punya Anak

Selain itu, banyak perempuan di Shanghai yang menunda untuk memiliki anak selama lockdown COVID-19 yang diterapkan pada April dan Mei 2022. Para ahli demografi menyebut kebijakan tersebut dapat merusak keinginan mereka untuk memiliki anak.

Merasa khawatir dengan penyusutan populasi di China, penasihat hukum politik pemerintah sudah membuat lebih dari 20 rekomendasi untuk meningkatkan kelahiran. Ini mungkin tetap dilakukan meski para ahli mengatakan hal terbaik yang bisa mereka lakukan adalah dengan memperlambat penurunan populasi.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Populasi di Shanghai Anjlok usai Lockdown COVID-19, Ini Biang Keroknya"