Warga DKI Jakarta dikepung polusi udara. (Foto: Pradita Utama) |
Kualitas udara kian memburuk dan masih menjadi musuh warga Ibu Kota. Polusi udara dikenal memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan manusia. Umumnya dikenal menjadi sumber penyakit pernapasan, ternyata polusi juga bisa berdampak buruk pada kesehatan tulang.
Spesialis ortopedi konsultan tulang belakang dr Widyastuti Srie Utami, SpOT(K) menjelaskan bahwa polusi mengandung radikal bebas yang juga berbahaya bagi kesehatan tulang. Bantalan tulang belakang adalah komponen yang paling rentan terhadap radikal bebas.
"Kalau untuk tentang polusi, ingat polusi itu kandungannya apa sih sebenarnya yang harmful untuk badan kita, yaitu free radical. Tulang belakang itu kan komponennya banyak sekali ya, bukan hanya tulang, ada tulang, bantalan, saraf, akar saraf, pelapis saraf, otot-otot dan sekitarnya. Nah, salah satu komponen tulang belakang yang paling rentan terhadap free radical itu bantalan," ungkap dr Widyastuti, dalam perbincangan dengan wartawan, Senin (21/8/2023).
Degenerasi tulang merupakan proses perubahan dan penurunan kualitas tulang secara bertahap. dr Wisyastuti menjelaskan bahwa kondisi ini menyebabkan lapuknya bantalan tulang.
Ia menjelaskan bahwa seiring bertambahnya usia, penyakit degeneratif akan dialami semua orang secara alami. Umumnya di atas umur 40-an, bantalan tulang manusia akan lebih kering dan kehilangan elastisitasnya. Namun, orang yang terpapar polusi secara berkelanjutan akan lebih rentan terhadap kondisi ini.
"Tapi, pasien-pasien yang terkena polusi dan merokok akan lebih cepat aus. Tentang polusi, pengaruhnya lebih ke bantalan, yang mana kondisi degeneratif," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Warga DKI Perlu Waspada, Polusi Udara Juga Bisa Percepat Tulang Keropos!"