Foto: Getty Images/Sean Anthony Eddy |
Ilmuwan China melakukan rekayasa virus mengandung Ebola di laboratorium. Hasilnya, virus tersebut bisa menimbulkan gejala mengerikan saat menginfeksi dan membunuh hamster.
Sebuah tim peneliti di Universitas Kedokteran Hebei menggunakan penyakit ternak yang menular dan menambahkan protein yang ditemukan di Ebola, yang memungkinkan virus menginfeksi sel dan menyebar ke seluruh tubuh manusia.
"Kelompok hamster yang menerima suntikan tersebut menderita penyakit sistemik parah yang serupa dengan yang diamati pada pasien Ebola pada manusia, termasuk kegagalan multi-organ," ungkap studi tersebut dikutip dari Daily Mail.
Salah satu gejala yang sangat mengerikan adalah hamster yang terinfeksi mengeluarkan cairan di matanya, yang mengganggu penglihatannya dan menimbulkan keropeng di permukaan bola mata.
Meskipun percobaan ini mungkin memicu kekhawatiran akan terjadinya kebocoran laboratorium lagi, para peneliti mengatakan tujuan mereka adalah menemukan model hewan yang tepat yang dapat dengan aman meniru gejala Ebola di laboratorium.
Studi tersebut menunjukkan bahwa hamster yang terinfeksi bisa menjadi model yang layak untuk mempelajari penyebaran dan pengobatan Ebola di masa depan. Ebola perlu ditangani di fasilitas Biosafety Level 4 (BSL-4) yang merupakan laboratorium khusus dengan keamanan tinggi, sementara banyak yang hanya BLS-2.
Tim mempelajari lima hamster betina dan lima hamster jantan yang semuanya berumur tiga minggu. Semua hamster Suriah betina menunjukkan penurunan suhu rektal dan penurunan berat badan hingga 18 persen. Semuanya mati antara dua dan tiga hari.
Kelima hamster jantan kehilangan 15 persen berat badannya dan meninggal karena penyakit tersebut dalam waktu tidak lebih dari tiga setengah hari. Namun, dua hamster jantan selamat dan mengalami kenaikan berat badan 20 persen lebih banyak dibandingkan sebelum infeksi.
Tim mengambil organ dari hewan yang mati dan menemukan virus terakumulasi di jantung, hati, limpa, paru-paru, ginjal, lambung, usus, dan jaringan otak. Kadar tertinggi ditemukan di hati dan terendah di otak.
Tak seperti virus Ebola asli, virus yang digunakan dalam uji coba ini juga tidak memerlukan laboratorium khusus dengan keamanan tinggi. Sebab para ilmuwan menggunakan virus berbeda yang disebut vesicular stomatitis virus (VSV), virus yang direkayasa untuk membawa bagian dari virus Ebola disebut glikoprotein (GP) yang berperan penting dalam membantu virus masuk menginfeksi sel inangnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ilmuwan China Rekayasa Virus Mutan Ebola di Lab, Efek Infeksinya Super Horor"