Seperti Ini Badai Matahari Hantam Bumi Terlihat dari Luar Angkasa Foto: via Space.com |
Jutaan orang di benua Eropa, Amerika, dan Australia, disuguhi pemandangan langit malam menakjubkan dengan kemunculan aurora yang merupakan salah satu dampak badai Matahari dahsyat.
Mereka berlomba mengabadikan langit cantik berhias aurora sehingga keindahannya bertebaran di internet dan makin viral. Namun, ada juga kamera yang dilatih untuk mengamati badai dari luar angkasa dan menangkap gambar monokromatik yang fantastik dari radiasi elektromagnetik Matahari.
Cooperative Institute for Meteorological Satellite Studies (CIMSS) University of Wisconsin-Madison merilis delapan gambar satelit badai pada Selasa (14/5), diabadikan menggunakan armada Joint Polar Satellite System (JPSS) pada Sabtu (11/5) pagi waktu setempat.
National Oceanic & Atmospheric Administration (NOAA) mengatakan lima satelit JPSS yang dimilikinya memasok sebagian besar data yang digunakan dalam prakiraan cuaca di Amerika Serikat (AS), mengorbit dari kutub ke kutub dan mengelilingi khatulistiwa lebih dari belasan kali setiap hari. Armada ini pertama kali mengorbit pada tahun 2011 dan diperkirakan akan tetap berfungsi hingga tahun 2030-an.
Ini adalah badai geomagnetik terkuat yang berdampak pada Bumi sejak Oktober 2003, dikategorikan sebagai G5, yang artinya badai Matahari tingkat terkuat dalam skala NOAA (G1 hingga G5).
Selain menghasilkan aurora yang menakjubkan, jilatan api Matahari dari badai ini berdampak pada beberapa jaringan listrik, GPS, dan satelit komunikasi. Badai tersebut mengganggu beberapa sistem navigasi peralatan pertanian di Midwest dan bagian lain negara itu di tengah puncak musim tanam.
"Saya belum pernah menghadapi hal seperti ini," kata petani Minnesota Patrick O'Connor seperti dikutip dari New York Times.
Angin Matahari yang dimuntahkan Matahari tercatat bergerak dengan kecepatan antara 400-800 km per detik dalam bentuk spiral yang berputar akibat rotasi bintang.
Badai geomagnetik G5 atau badai Matahari skala terkuat mencapai Bumi pada Sabtu (11/5/2024) Foto: NOAA |
Foto: NOAA |
Foto: NOAA |
Angin ini membutuhkan waktu hingga 90 jam untuk mencapai Bumi, yang berjarak 146 juta km jauhnya. Jarak yang sangat jauh dan kecepatan yang bervariasi yang dibawa oleh energi Matahari membuat prakiraan aurora sama akuratnya dengan prakiraan meteorologi pada tahun 1950-an.
Pejabat NASA, mengatakan aurora disebabkan oleh partikel bermuatan listrik dalam angin Matahari yang bertabrakan dengan atmosfer Bumi.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Seperti Ini Badai Matahari Hantam Bumi Terlihat dari Luar Angkasa"