Ilustrasi kanker. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Panuwat Dangsungnoen) |
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof Dr dr Aru W Sudoyo, SpPD-KHOM menyoroti semakin mudanya pengidap kanker di Indonesia. Prof Ari menuturkan bahwa kejadian ini dipicu oleh pergeseran gaya hidup di tengah masyarakat.
Ia menuturkan bahwa faktor risiko pemicu kanker terbesar terdapat pada gaya hidup yang diterapkan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola hidup sehari-hari yang lebih baik agar terhindar dari berbagai jenis penyakit kanker.
"Itu 90-95 persen dari faktor risiko kanker itu ada dari lingkungan. Itu mencakup kebiasaan, gaya hidup, maupun cara hidup yang dilakukan," kata Prof Aru ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2024).
"Sebagian besar itu dari lingkungan, misalnya kurang olahraga, gaya hidup sedentary kurang gerak, makan berlebihan, dan paling banyak itu rokok. Merokok itu mengambil tempat 30-35 persen faktor risiko dari kanker," sambungnya.
Prof Aru menuturkan kandungan nikotin yang terkandung dalam rokok konvensional atau elektrik dapat memengaruhi DNA dalam sel tubuh seseorang. Hal ini dapat memicu pertumbuhan sel abnormal sehingga menjadi kanker.
Ia menuturkan bahwa secara umum negara-negara tetangga juga mengalami kenaikan kasus kanker. Namun, karena jumlah penduduk Indonesia yang banyak, persentase kasus kanker yang terjadi di Indonesia menjadi lebih banyak dibandingkan negara tetangga dengan penduduk yang lebih sedikit.
"Memang ada kenaikan karena lingkungan kita itu nggak semakin bersih, gaya hidup kita nggak semakin bagus. Contoh aja kita sekarang jarang jalan terus tinggal telepon ojek online, kita sekarang sudah tidak lagi menunggu makanan ada atau tidak, kita makan bisa nambah, over eating itu memicu kanker juga," tandas Prof Aru.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dokter Soroti Usia Pengidap Kanker di Indonesia Makin Muda, Ini Jadi Pemicunya"