Hagia Sophia

30 November 2025

Benarkah Makan Buah Bikin Diabetes? Ini Penjelasannya

Buah-buahan. Foto: Getty Images/iStockphoto/9dreamstudio

Belakangan, marak ajakan untuk mengurangi konsumsi buah karena dianggap bisa memicu diabetes. Anggapan seperti ini membuat banyak orang mendadak ragu makan buah padahal buah adalah salah satu sumber vitamin dan serat yang justru mendukung pengendalian gula darah.

Di tengah kondisi Indonesia yang konsumsi buahnya masih rendah, munculnya pesan menakutkan seperti ini akhirnya membuat masyarakat semakin jauh dari makanan sehat.

Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan bahwa sekitar 96,7 persen penduduk belum memenuhi anjuran konsumsi sayur dan buah setiap hari. Angka ini masih sangat jauh dari rekomendasi dua hingga tiga porsi buah sehari.

Ketika konsumsi buah masih serendah ini, kecenderungan takut makan buah jelas bisa memperburuk situasi. Padahal memperbanyak buah dalam keseharian adalah langkah sederhana yang dapat meningkatkan kualitas gizi Indonesia untuk mendapatkan vitamin, serat, serta antioksidan.

Beberapa manfaat makan buah adalah sebagai berikut:

1. Membantu Kontrol Gula Darah
Salah satu alasan mengapa buah penting bagi kesehatan adalah karena kandungan serat larutnya. Serat jenis ini membantu memperlambat penyerapan glukosa sehingga kenaikan gula darah terjadi lebih stabil. Serat juga membantu menjaga rasa kenyang sehingga membantu pola makan lebih teratur sepanjang hari.

2. Mencegah Resistensi Insulin
Buah memiliki berbagai antioksidan alami yang mendukung fungsi metabolik tubuh. Publikasi di jurnal Antioxidants tahun 2021 menjelaskan bahwa antioksidan dari makanan mampu menekan stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas sehingga berkontribusi pada penurunan risiko resistensi insulin. Ketika tubuh memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap radikal bebas, fungsi insulin dapat bekerja lebih optimal dan risiko diabetes dapat ditekan.

3. Membantu Metabolisme
Kandungan serat dan air dalam buah membuat metabolisme tubuh bekerja lebih efisien. Rutin makan dua hingga tiga porsi buah sesuai anjuran "Tumpeng Gizi Seimbang" memberi efek positif pada pencernaan, hidrasi dan pengaturan nafsu makan. Dalam banyak penelitian, konsumsi buah berkaitan dengan risiko lebih rendah terhadap sindrom metabolik yang merupakan salah satu pintu awal terjadinya diabetes. Semua manfaat ini akan hilang jika orang terus menghindari buah.

Manisnya Buah Beda dengan Gula Tambahan

Gula alami yang ada dalam buah berada dalam matriks yang terdiri dari air, serat, vitamin dan mineral. Semua komponen ini membuat proses penyerapan glukosa berlangsung lebih lambat dibandingkan gula tambahan dari minuman manis atau kue. Kandungan gula pada mayoritas buah pun tergolong rendah. Selama buah dimakan dalam porsi wajar, gula alami yang ada di dalamnya tidak menimbulkan masalah bagi orang sehat.

Banyak orang yang hidup dengan diabetes merasa harus menghindari buah sepenuhnya. Pengidap diabetes harus tetap mengonsumsi buah tiap hari dengan catatan porsinya terukur dan jenisnya dipilih sesuai indeks glikemik yang rendah. Hal ini agar tetap mendapat vitamin dan mineral tanpa mengganggu kestabilan gula darah. Memilih buah dengan indeks glikemik rendah membuat pengidap diabetes tetap bisa menikmati manfaat buah sekaligus menjaga gula darah tetap stabil.

Masalah kesehatan seringkali dipandang dari satu sisi sehingga buah ikut disalahpahami sebagai pemicu diabetes. Padahal kondisi ini dipengaruhi banyak faktor mulai dari berat badan berlebih, kurang aktivitas fisik, kebiasaan makan tinggi kalori, kualitas tidur yang buruk hingga faktor genetik. Ketika fokus salah arah, justru melewatkan hal hal yang sebenarnya jauh lebih berperan dalam memicu diabetes.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Makan Buah Bikin Diabetes? Salah, Nggak Semua yang Manis Itu Jahat"