![]() |
| Viral bocah terinfeksi streptococcus. (Foto: Instagram @hiu_theresa dengan izin yang bersangkutan) |
Sebuah unggahan penggiat media sosial Hiu Theresa di Instagram menjadi viral setelah ia membagikan kisah anaknya, K, yang mengalami radang tenggorokan akibat infeksi bakteri streptococcus. Infeksi jenis ini dikenal dapat memicu komplikasi jangka panjang, termasuk penyakit jantung, bila tidak ditangani dengan cepat.
Theresa menuturkan bahwa K juga mengalami sejumlah gejala lain, seperti tubuh lemas serta bengkak dan kemerahan pada area kaki dan tangan. Awalnya ia mengira kondisi tersebut disebabkan alergi, namun hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi streptococcus.
"Sampai tiba hari di mana K USG jantung. Kami lega sekali karena jantungnya masih bersih. Dokter bilang ini bersyukur karena cepat ketahuan dengan cepat. Banyak pasiennya yang datang dengan kondisi sudah kena jantungnya," tulis Theresa di postingannya dikutip detikcom dengan izin yang bersangkutan, Rabu (26/11/2025).
Untuk menjaga kondisinya, K kini harus disuntik antibiotik khusus sekali per 4 minggu selama 5 tahun. Ini dilakukan untuk mencegah infeksi muncul kembali.
"Seseorang yang pernah terinfeksi bakteri Strepto ini bisa terinfeksi kembali. Sistem imunnya bisa 'salah serang' tubuh sendiri, terutama jantung dan sendi. Ini menyebabkan seseorang mengalami 'demam rematik'," katanya.
Terlepas dari kondisi medis yang dialami K, spesialis anak dr Rizky Amrullah Nasution, SpA mengatakan infeksi bakteri streptococcus memang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan segera. Bukan hanya jantung, infeksi ini juga dapat memengaruhi organ lain seperti ginjal.
Penyakit jantung yang diakibatkan oleh infeksi streptococcus ini disebut penyakit jantung rematik. dr Rizky menyebut kondisi ini merupakan reaksi imunologis tipe lambat yang muncul 1-5 minggu setelah infeksi bakteri streptococcus.
"Pada umumnya bergejala hampir sama dengan bakteri lain yang menginfeksi saluran napas atas, seperti demam tinggi dan nyeri menelan tanpa disertai batuk. Pada pemeriksaan fisik seringkali ditemukan radang pada tenggorokan, dan pembesaran kelenjar getah bening pada leher, dagu atau rahang bawah, dan belakang telinga," ungkap dr Rizky ketika dihubungi detikcom.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Unit Kerja Koordinasi Kardiologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Rizky Adriansyah, M Ked(Ped), SpA, Subsp Kardio(K) menambahkan infeksi bakteri streptococcus juga dapat memicu rasa nyeri menelan tanpa disertai batuk, nyeri area kelenjar leher, amandel merah bengkak, hingga ruam kemerahan pada sebagian kasus.
Jika sudah pada tahap demam rematik, anak akan mengalami demam tinggi selama 48 jam dan suhunya tidak akan turun meski sudah diberi obat penurun demam. Anak dapat mengalami nyeri sendi yang berpindah-pindah dan terlihat gelisah. Pada kondisi ini, anak sebaiknya segera dibawa dokter untuk dilakukan diagnosis.
"Jadi ini (demam rematik) ini bisa menyerang sendi, menyerang kulit, dan juga bisa jantung, ini yang berat," ujar dr Adriansyah ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
"Kalau dia nyerangnya sudah ke jantung, biasanya bisa menyebabkan kecacatan pada katup jantung. Itu yang kita sebut istilahnya dengan penyakit jantung rematik," tandasnya menambahkan kondisi ini dapat memicu gagal jantung dan stroke, sehingga membutuhkan operasi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kenali Ciri Sakit Tenggorokan karena Streptococcus, Bisa Berujung Komplikasi Jantung"
