Hagia Sophia

30 November 2025

Cerita Anak yang Terinfeksi Bakteri Streptococcus yang Bica Picu Komplikasi Jantung

Foto: Instagram @hiu_theresa dengan izin yang bersangkutan

Salah seorang pegiat media sosial, Hiu Theresa, membagikan pengalaman anaknya, K, yang harus dirawat di rumah sakit akibat radang tenggorokan. Dari hasil pemeriksaan, diketahui K terinfeksi bakteri Streptococcus, bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada organ lain bila tidak ditangani.

Theresa mengisahkan, awalnya K hanya mengalami sakit tenggorokan tanpa demam. K sempat kesulitan menelan, namun kondisinya terlihat membaik setelah diberi obat herbal dan essential oil.

Beberapa hari kemudian, dan setelah kondisinya sempat membaik, K kembali menunjukkan gejala lain. Sekitar dua minggu setelah keluhan awal, tangan dan kakinya tampak bengkak, meski tanpa rasa sakit. Saat berada di sekolah, K mendadak merasa lemas dan harus beristirahat di klinik sekolah.

"Malam harinya, dia mengeluh 'aku kayaknya nggak bisa duduk lama-lama, kalau bangun sakit banget kakinya'. Saat itu saya melihat kedua telapak kakinya sudah bengkak dan kemerahan," ungkap Theresa dikutip dari unggahannya di Instagram @hiu_theresa dengan izin yang bersangkutan, Rabu (26/11/2025).

Muncul biduran di pergelangan kaki K, tapi tidak gatal. Tanda bengkak dan kemerahan juga muncul di area tangan. Theresa awalnya mengira itu hanyalah alergi.

K akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan. Setelah dilakukan pemeriksaan alergi, virus, bakteri, toraks, dan sebagainya, hasilnya cukup baik. Dokter lantas melakukan tes ASTO untuk mengetahui infeksi bakteri Streptococcus grup A, dan hasilnya positif.

Hasil ini cukup membuat Theresa khawatir mengingat infeksi ini dapat menyerang jantung.

"Hasilnya positif, ini menandakan tubuhnya pernah atau sedang melawan infeksi strepto, jujur saat itu mulai tegang karena ini adalah bakteri yang menyerang sendi, jantung, dan ginjal," ungkapnya.

"Yang paling dikhawatirkan adalah jangan sampai dia keburu menyerang jantungnya," sambung Theresa.

Setelah dilakukan pemeriksaan USG jantung, dokter menyatakan jantung K masih bersih. Dokter bersyukur infeksi yang dialami oleh K bisa cepat ditemukan, sehingga belum memicu komplikasi. Dokter yang memeriksa kondisi K mengatakan, seringkali kondisi ini telat ketahuan sehingga memicu penyakit jantung.

K harus menjalani proses pengobatan yang panjang. Ia perlu disuntik antibiotik sekali per 4 minggu selama 5 tahun. Ini perlu dilakukan untuk mencegah infeksi muncul kembali.

"Seseorang yang pernah terinfeksi bakteri Strepto ini bisa terinfeksi kembali. Sistem imunnya bisa 'salah serang' tubuh sendiri, terutama jantung dan sendi. Ini menyebabkan seseorang mengalami 'demam rematik'," katanya.

"Suntikan ini bukan untuk mengobati, tapi untuk mencegah agar tidak kambuh kembali," tandas Theresa.

Terlepas dari apa yang dialami oleh K, spesialis anak dr Rizky Amrullah Nasution, SpA mengungkapkan bakteri Streptococcus dapat menginfeksi saluran napas atau kulit. Jika telat ditangani, memang akan dapat memicu komplikasi jangka panjang, seperti pada ginjal dan jantung.

"Kelainan jantung yang dapat muncul berupa penyakit jantung rematik yang timbul melalui reaksi imunologis tipe lambat yang muncul 1-5 minggu setelah terinfeksi bakteri streptococcus," ungkap dr Rizky ketika dihubungi detikcom terpisah.

Gejala yang biasanya muncul berupa radang tenggorokan disertai pembesaran kelenjar getah bening pada leher, dagu atau rahang bawah, dan belakang telinga. Pada banyak kasus, infeksinya juga dapat memicu demam, ini kembali pada kondisi anak yang mungkin dapat memicu gejala berbeda.

⁠"Segera bawa anak untuk periksa ke dokter bila terdapat gejala seperti tersebut di atas agar dokter dapat memutuskan terapi yang tepat, karena komplikasi dari infeksi streptococcus dapat dicegah dengan pemberian antibiotik yang optimal," tandasnya dr Rizky.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Viral Anak Terinfeksi Streptococcus, Bakteri yang Bisa Picu Komplikasi Jantung"