Hagia Sophia

23 November 2025

Pengakuan Obgyn yang Tangani Kasus 'Rahim Copot'

Foto: Getty Images/sarawut khawngoen

Sebagai dokter spesialis obgyn, Dr dr Christofani E SpOG, SubspFER, nyaris tak percaya begitu mendapatkan kasus 'rahim copot' 15 tahun silam saat dirinya menjadi residen di RSUD Slamet, Garut, Jawa Barat. Cerita viral yang sebelumnya diungkap dr Gia Pratama dalam salah satu podcast YouTube itu membawa memori detik-detik menegangkan saat tengah berjaga. Benar seperti yang diceritakan, seorang pria membawa satu kantong kresek hitam yang ternyata berisi rahim.

"Kaget dan tidak percaya," demikian dua kata yang digambarkan dr Christo saat mendapati kasus tersebut.

Ia mengaku itu adalah kasus pertama dan terakhir yang ditangani hingga hari ini. "Kondisi saat itu sesuai cerita dr Gia. Paraji datang membawa kresek hitam, saat kami buka ternyata isinya rahim kira-kira setengah dari puncak rahim sampai badan rahim," jelasnya saat dihubungi detikcom Selasa (18/11/2025), sembari menekankan pasien masih berada di luar kamar bersalin.

Pasien saat itu diminta langsung masuk ke ruangan. dr Christofani menilai pasien sudah di fase shock hipovolemik yakni kondisi medis darurat mengancam jiwa yang terjadi imbas hilangnya volume darah atau cairan tubuh signifikan, sehingga jantung tidak mampu memompa darah cukup ke seluruh tubuh.

"Dan suasananya menjadi menegangkan karena kondisi ibu sudah kritis. Fokus kami waktu itu melakukan resusitasi cairan dan berusaha sesegera mungkin melakukan operasi untuk menghentikan perdarahan," lanjut pria yang kini berpraktik di Siloam Hospital.

Kasus ditangani dengan lebih dari tiga dokter, termasuk dua rekan residen obgyn-nya saat itu, dr Jonas Nara Baringbing dan dr Agus Pribadi.

Dalam kondisi normal, menurutnya rahim copot memang menjadi suatu hal yang mustahil. "Tapi pada kasus ini rahim terpisah sebagian karena perlakuan dari parajinya," sebutnya.

Paraji atau dukun beranak ini yang menangani persalinan ibu dengan kasus 'rahim copot'. Paraji memaksa mengeluarkan plasenta pascapersalinan, menarik secara paksa hingga kemudian sebagian rahim ikut keluar melewati vagina.

dr Christo mengaku tak heran saat cerita ini viral di media sosial, tidak sedikit yang kemudian meragukan kebenarannya. Bahkan dari kalangan dokter. "Saya pun akan sama respons-nya kalau mendengar berita seperti ini. Karena seperti yang sudah saya sampaikan, pada kondisi normal tidak mungkin rahim bisa lepas sendiri."

"Kembali lagi, kondisi ini terjadi karena perlakuan dari paraji," tegasnya.

Bersyukur akhirnya si ibu berhasil melewati masa kritis, meski sebagian rahim yang terlepas tidak bisa terpasang kembali. dr Christo menyebut hal ini bisa menjadi pembelajaran bagaimana pentingnya memeriksakan kehamilan secara rutin dan memilih bersalin di fasilitas kesehatan yang baik.

"Sehingga risiko komplikasi seperti pasien yang kami tangani, tidak terjadi lagi pada semua ibu hamil," pungkasnya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Obgyn yang Tangani Kasus Viral 'Rahim Copot' Buka Suara, Ceritakan Momen Menegangkan"