detikcom |
Geger kemunculan wabah pneumonia 'misterius' di Argentina, kini telah menewaskan lima orang. Sejumlah praktisi kesehatan kini menyorot potensi penyakit tersebut bakal merebak layaknya pandemi COVID-19 yang bermula pada Desember 2019 di Wuhan.
Ahli penyakit menular Profesor Paul Hunter, dari Universitas East Anglia menjelaskan, kasus pneumonia yang tidak bisa dijelaskan kini terjadi dari waktu ke waktu. Seiring itu, ilmuwan lainnya meyakini hingga kini, tidak ada bukti bahwa penyakit tersebut telah menyebar. Walhasil sejauh ini, penyakit tersebut tidak perlu dikhawatirkan.
Namun para ilmuwan tersebut juga memperingatkan, dunia 'rentan' terhadap pandemi baru. Maka dari itu, rumah sakit didesak untuk tetap waspada terhadap kasus penyakit yang serupa dengan pneumonia.
"Pemberitahuan tentang pneumonia yang tidak dapat dijelaskan ini memang terjadi dari waktu ke waktu. Meskipun sebagian besar wabah seperti itu akhirnya menghilang dengan sendirinya baik ada atau tidak ada diagnosis, itu tidak bisa dijamin," ujar Profesor Hunter, dikutip dari DailyMail, Senin (5/9/2022).
"Yang penting adalah mendapatkan sampel ini diperiksa lebih lanjut untuk mencoba dan mempersempit virus atau bakteri mana yang menjadi pemicu (wabah pneumonia," sambungnya.
Ahli penyakit menular dari Universitas College London, Profesor Francois Balloux, menjelaskan pneumonia dapat disebabkan oleh banyak virus, bakteri dan jamur, atau keracunan bahan kimia. Untuk itu, diperlukan identifikasi formal terkait penyebab di balik kasus pneumonia yang kini mewabah.
Lebih lanjut, penasehat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara terbuka mendukung teori bahwa wabah pneumonia tersebut bisa dipicu oleh bentuk legionella, yakni bakteri yang tumbuh di sistem air. Beredar kabar, gejala pneumonia tersebut mirip dengan COVID-19. Sejauh ini, gejala yang terlaporkan berupa muntah, demam tinggi, diare, dan nyeri tubuh.
"Kesamaan pasien ini (pneumonia) adalah kondisi pernapasan parah dengan pneumonia bilateral dan kompromi dalam gambar rontgen yang sangat mirip dengan COVID-19. Tetapi itu dikesampingkan," ujar Menteri Kesehatan Tucumán, Luis Medina Ruiz.
Menurut pakar kesehatan masyarakat global di Universitas Edinburg Profesor Devi Sridhar, terdapat potensi 'kerentanan kolektif terhadap pandemi' secara global. Walhasil, sangat penting bagi petugas medis untuk mencari tahu patogen di balik wabah, cara penyebarannya, kecepatan penularan, serta kelompok yang paling berisiko.
Rekan penyakit menular di Universitas Stanford di California dr Abraar Karan menyarankan rumah sakit di seluruh dunia untuk berjaga-jaga menghadapi potensi wabah pneumonia.
"Pastikan pengendalian infeksi yang memadai di semua pengaturan perawatan kesehatan secara global harus menjadi prioritas dalam kesiapsiagaan pandemi," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "COVID-19 Awalnya Juga Disebut 'Pneumonia Misterius', Potensi Muncul Pandemi Baru?"