detikcom |
Kemunculan kabar terkait belasan ribu kasus HIV di Bandung membuat geger masyarakat. Nyatanya, sebanyak 12.358 kasus HIV di Bandung itu merupakan akumulasi data milik Dinas Kesehatan Bandung dari tahun 1991-2021. Sebanyak 5.943 di antaranya adalah warga ber-KTP Bandung.
Meski ternyata data tersebut akumulasi selama 30 tahun terakhir, temuan kasus ini membuat warga mulai menyadari keberadaan kasus HIV ini. Lalu, apakah dengan hebohnya kasus ini berpengaruh dalam menjaring pasien yang positif HIV?
Community Organizer KPA Bandung Kiki mengatakan memang dalam menjaring atau menemukan pasien HIV itu tidak mudah. Tapi, dengan hebohnya kasus ini setidaknya bisa menjadi pengingat bahwa HIV itu ada dan bisa menyerang siapa saja yang berisiko.
"Kalau menjaring atau menemukan pasien HIV itu tidak gampang memang, tetapi setidaknya ini sebagai pengingat bahwa HIV itu ada dan bisa menyerang siapa saja yang melakukan hubungan beresiko," beber Kiki saat ditemui detikcom di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, Bandung, Kamis (1/9/2022).
Tak hanya itu, Kiki mengungkapkan dengan adanya berita yang sedang heboh soal HIV ini masyarakat justru semakin penasaran. Bahkan masyarakat yang mulai bertanya seputar HIV hingga cara tesnya sudah semakin banyak.
Padahal, sebelumnya untuk mengajak masyarkat melakukan test saja sangat susah.
"Dari yang sedang heboh berita tentang HIV justru masyarakat jadi ada rasa penasaran dan keingintahuannya lebih banyak dibanding sebelumnya,setidaknya mereka jadi pengen test itu saja sudah sesuatu," paparnya.
"Menurut situasi di lapangan sih setidaknya ada yang bertanya tempat test di mana saja dan berapa biaya testnya. Kalau di puskesmas yang ada layanan test HIV itu gratis," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Heboh Ribuan Kasus HIV di Bandung, Banyak Warga Jadi Penasaran Ingin Tes!"