 |
| detikcom |
Masih banyak masyarakat miskonsepsi yang menganggap HIV ((Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sepaket yang tak terpisahkan. Padahal, keduanya menggambarkan kondisi yang sangat berbeda. Apa sih yang membedakan?
HIV merupakan virus yang dapat menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Virus ini hanya menginfeksi manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh. AKibatnya, pengidap atau orang yang terinfeksi akan lebih rentan terpapar banyak penyakit.
Ketua Satgas HIV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Endah Citraresmi, SpA(K), menjelaskan bahwa AIDS merupakan sindrom akibat gangguan kekebalan tubuh yang terjadi jika virus HIV tidak diobati. Akibat daya tahan tubuh yang terus menurun, maka pengidapnya akan semakin mudah terinfeksi oportunistik, seperti tuberkulosis (TBC), meningitis, kanker, dan lainnya.
dr Endah juga menegaskan, orang dengan HIV tidak berarti harus AIDS. Kondisi ini baru bisa muncul jika HIV tidak diobati.
"AIDS itu adalah sindrom akibat gangguan kekebalan tubuh yang terjadi jika virus HIV ini tidak diobati. Karena daya tahan tubuh turun maka akan mudah terinfeksi oportunistik. Jadi orang yang terinfeksi HIV bisa tidak ada gejala apapun, segar bugar. Tapi karena tidak diobati ini saya bicara dewasa, beberapa tahun kemudian entah 5 tahun, 10 tahun, baru muncul infeksi gejala oportunistik seperti TBC, meningitis, ada infeksi otak, segala macam. Itu yang disebut AIDS," tuturnya saat webinar virtual, Jumat (2/9/2022)
"Jadi AIDS ini artinya sekumpulan gejala karena ada yang masuknya lewat tokso, TBC, otak, dan macam-macam lah ya, bahkan ada juga yang kanker. Itu kumpulan gejala ini kita sebut AIDS. Jadi pengidap HIV tidak berarti pasti harus AIDS, AIDS itu terjadi kalau HIV tidak diobati," lanjutnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kenali Beda HIV Vs AIDS! Kerap Disamakan, Dikira Sepaket Tak Terpisahkan"