Foto: ilustrasi/thinkstock |
Geger kematian puluhan anak di Gambia, Afrika Selatan, setelah mengonsumsi obat batuk paracetamol buatan India. Sejauh ini dilaporkan ada 69 anak-anak yang meninggal akibat gagal ginjal usai mengonsumsi obat tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menghubungi regulator obat nasional India pada 29 September lalu untuk memulai penyelidikan.
"[Kami meminta WHO membagikan laporan yang menetapkan] hubungan sebab kematian dengan produk medis yang bersangkutan," demikian pernyataan resmi regulator obat India dikutip dari BBC, Senin (10/10/2022).
Analisis laboratorium WHO mengkonfirmasi temuan dietilen glikol dan etilen glikol yang "tidak dapat diterima" terkandung dalam obat batuk tersebut. Kandungan bahan itu bisa menyebabkan gagal ginjal akut.
Dietilen glikol adalah senyawa organik berbentuk cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau namun memiliki rasa manis. Dietilen glikol adalah bahan pelarut yang banyak digunakan dalam minyak rem, pelumas, produk perawatan pribadi seperti losion dan deodoran.
Dikutip dari Science Direct, senyawa ini dengan cepat diserap dan didistribusikan ke ginjal, otak, hati, limpa, dan jaringan adiposa. Namun penggunaan dietilen glikol ini dikaitkan dengan masalah kesehatan.
Sempat sebabkan 100-an meninggal
Pada tahun 1937, sebuah obat bernama Elizir Sulfanilamide untuk mengobati flu dan batuk dengan kandungan dietilen glikol menyebabkan 100 orang meninggal, kebanyakan anak-anak.
Sementara itu etilen glikol adalah bahan kimia yang tidak berwarna, tidak berbau, tapi memiliki rasa yang manis. Namun senyawa ini sangat beracun jika tertelan.
Intoksikasi etilen glikol jarang terjadi, tetapi dapat mengakibatkan asidosis metabolik yang mengancam jiwa, gagal ginjal, dan kematian.
Ada empat merk sirup anak yang diduga mengandung zat beracun tersebut yakni Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dietilen Glikol, Bahan Berbahaya Obat Batuk India yang Picu 69 Kematian Anak"