Foto: Getty Images/Kevin Frayer |
Meski China menjadi negara dengan populasi terbanyak dunia yakni 1,4 miliar, 'resesi seks' belakangan kian nyata. Angka kelahiran diprediksi bakal kembali mencetak rekor terendah tahun ini lantaran sudah menurun berada di bawah 10 juta, dibandingkan tahun lalu, 10,6 juta anak lahir per tahun.
Angka tersebut juga menurun dari sebelumnya 11,5 persen di 2020. Presiden China Xi Jinping melakukan beragam cara untuk meningkatkan angka kelahiran. Adapun beberapa di antaranya pengurangan pajak, cuti hamil yang lebih lama, asuransi kesehatan yang ditingkatkan, subsidi perumahan, uang tambahan untuk anak ketiga dan tindakan keras terhadap les privat yang mahal.
Sayangnya, strategi tersebut tak cukup membuat angka kelahiran kembali meningkat, malah semakin menyusut sejak tiga tahun lalu. Bahkan, per 2021, angka kesuburan berada di 1,16, di bawah standar 2,1.
"Kami akan membangun sistem kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran dan mengejar strategi nasional proaktif dalam menanggapi penuaan populasi," kata Xi kepada sekitar 2.300 delegasi dalam pidato pembukaan Kongres Partai Komunis sekali dalam lima tahun di Beijing, dikutip dari Reuters.
Menurunnya gairah berhubungan seks, memiliki anak, dan menikah diyakini akibat beberapa faktor termasuk biaya pendidikan tinggi, upah rendah, dan jam kerja yang sangat panjang sebagai masalah masih perlu ditangani, bersama dengan kebijakan COVID-19 dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "'Resesi Seks' Nyata! Populasi Menua, Kelahiran China Bisa Rekor Terendah Lagi"