Foto: Getty Images |
Singapura dihadang subvarian Omicron baru yakni XBB. Kasus COVID-19 kembali meningkat hingga melampaui 9 ribu kasus per hari.
Kabar baiknya, sejauh ini tidak ada kematian dan kasus rawat inap yang dilaporkan. Direktur layanan medis Singapura Kenneth Mak menilai meskipun subvarian XBB sangat menular, kemungkinan karakteristik virus kurang ganas dari gelombang virus yang sebelumnya.
"Jika kita dapat memiliki varian yang mengungguli semua varian lain tetapi, pada kenyataannya, berkontribusi pada infeksi yang kurang parah, itu akan menjadi beban yang lebih ringan pada sumber daya rumah sakit kita," demikian sebut Associate Professor Mak.
Subvarian XBB menyumbang 54 persen dari kasus lokal selama minggu 3 hingga 9 Oktober 2022. Ini merupakan peningkatan kasus dari pekan sebelumnya, ketika kasus XBB mencapai 22 persen dari kasus COVID-19 lokal.
Sub-varian XBB sejauh ini telah terdeteksi di negara-negara seperti Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang dan Amerika Serikat sejak Agustus.
Data dari Depkes menunjukkan dalam dua minggu terakhir, kasus XBB diperkirakan memiliki risiko rawat inap 30 persen lebih rendah dibandingkan dengan kasus varian BA.5 yang dominan sebelumnya, yang diperkirakan mencapai 21 persen dari kasus lokal.
Meski begitu, Kementerian Kesehatan Singapura akan terus memantau situasi, meskipun jumlah kasus parah terpantau tetap rendah, dengan mayoritas pasien melaporkan gejala ringan seperti sakit sakit tenggorokan, demam ringan, terutama jika mereka telah divaksinasi.
Individu yang divaksinasi mungkin masih bisa terinfeksi dengan jenis XBB, suntikan booster direkomendasikan bagi mereka yang memenuhi syarat. Menkes Singapura Ong Ye Kung memprediksi gelombang baru akibat subvarian Omicron XBB bakal berakhir November.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus"