Corona di Singapura. (Foto: AP Photo) |
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menyoroti munculnya subvarian Omicron XBB yang melanda Singapura. Tak hanya Singapura, India juga telah melaporkan kasus yang berkaitan dengan subvarian Omicron XBB ini.
Melihat itu, Prof Tjandra menyarankan penggunaan vaksin bivalen di Indonesia sebagai upaya pencegahan. Beberapa negara telah menyediakan vaksin ini untuk warganya, termasuk Singapura dan Australia.
"Makin banyak negara (termasuk Singapura di Utara kita dan Australia di Selatan kita) yang menyediakan vaksin bivalen untuk rakyatnya. Kita ketahui vaksin bivalen berbeda dengan vaksin yang sekarang kita gunakan di Indonesia," jelas Prof Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (17/10/2022).
"Bivalen adalah perkembangan terbaru vaksin COVID-19 yang dapat memberi perlindungan terhadap varian-varian yang lama dan juga pada varian Omicron sekarang ini," lanjutnya.
Dikutip dari laman FDA, vaksin bivalen COVID-19 mencangkup komponen strain virus asli untuk memberikan perlindungan luas terhadap COVID-19. Selain itu, vaksin ini juga mengandung komponen varian Omicron untuk melindungi dari COVID-19 yang disebabkan varian Omicron.
Vaksin bivalen COVID-19 juga dapat disebut sebagai dosis booster vaksin COVID-19 yang 'diperbarui'.
Maka dari itu, Prof Tjandra menyarankan untuk mempertimbangkan penggunaan vaksin bivalen di Indonesia. Ini untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus lagi akibat subvarian Omicron, salah satunya XBB yang saat ini melanda negara tetangga Indonesia yakni Singapura.
"Akan baik kalau kita juga mempertimbangkan penggunaan vaksin bivalen sekarang ini," ungkap Prof Tjandra.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Saran Eks Bos WHO ke RI saat COVID Singapura Ngegas Lagi Diserang Omicron XBB"