Hagia Sophia

06 November 2022

Anak Usia 3 Tahun Meninggal Akibat Lockdown Ketat di China

Foto: Getty Images/iStockphoto/AgFang

Seorang bocah laki-laki di Lanzhou, China, harus tewas gegara terlambat dibawa ke rumah sakit imbas lockdown dan kebijakan ketat di negara itu. Kematian balita ini memicu kemarahan warga.

Bocah malang itu meninggal karena terlambat mendapat perawatan medis imbas paparan kebocoran gas saat. Ayahnya menceritakan di media sosial bahwa ia dilarang keluar saat ingin membawa anaknya ke rumah sakit.

Diberitakan The Strait Times, Tou Shilei (32) bercerita di medsos China, Weibo, menemukan istri dan anaknya sudah tidak sadarkan diri saat kompor gas dalam kondisi menyala. Ia menelpon pusat darurat selama 3 kali sebelum berhasil dalam percobaan ke empat.

Operator mengatakan kepadanya bahwa istri dan putranya harus terlebih dahulu menemui dokter online sebelum dapat dibawa ke rumah sakit karena rumah mereka berada di area berisiko tinggi untuk COVID-19.

Konsultasi awalnya telah diatur 10 menit setelah panggilan, tetapi dokter tidak berhasil berbicara dengan Tuo sampai sekitar 40 menit kemudian.

Catatan telepon Tuo menunjukkan bahwa dia menelepon pusat perawatan darurat dan polisi sembilan kali dalam waktu satu jam setelah menemukan istri dan putranya yang tidak sadarkan diri.

Setelah berbicara dengan dokter, yang mengatur ambulans, Tuo bergegas keluar dari rumahnya tetapi dilarang meninggalkan kompleks oleh staf pengendalian COVID-19.

Tetangga yang menyaksikan keputusasaan Tuo mengatakan kepada media lokal bahwa mereka mendengar dia menangis bahwa putranya tidak bernapas dan dia harus membawa bocah itu ke rumah sakit.

Pihak berwenang meminta Tuo untuk mengenakan masker dan memeriksa dia dan putranya untuk COVID-19. Ayah dan anak itu menunggu ambulans selama 40 menit sebelum Tuo memutuskan untuk membawa putranya melewati penghalang logam - dengan bantuan tetangga - dan bergegas ke jalan untuk memanggil taksi.

Sepuluh menit kemudian, dia sampai di rumah sakit tempat staf medis mencoba menyadarkan putranya, tetapi tidak berhasil. Bocah itu dinyatakan meninggal sekitar tiga jam setelah Tuo menemukannya.

Ambulans, yang akhirnya tiba, membawa istri Tuo ke rumah sakit. Dia selamat.

Tuo, yang diduga menceritakan kecelakaan itu di Weibo, mengatakan bahwa pihak berwenang setempat telah menawarinya 100.000 yuan (Rp 217 juta) agar tutup mulut.

"Aku tidak menginginkan uangmu. Saya ingin jawaban dan pertanggungjawaban atas kematian putra saya," tulisnya dalam tangkapan layar yang telah dilihat The Straits Times.

Komisi Kesehatan Nasional mengatakan pada bulan Juli bahwa langkah-langkah pandemi bukan alasan bagi rumah sakit untuk menunda merawat pasien yang mendesak dan sakit kritis.




















Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Gegara Lockdown Ketat China, Bocah 3 Tahun Tewas Gegara Telat ke RS"