Ilustrasi (Foto: Getty Images/loops7) |
Belakangan, beredar hasil penelitian yang menyebut orang yang pernah terkena COVID-19 lebih dari sekali berisiko mengalami kerusakan organ penting seperti jantung, ginjal, paru-paru, dan otak. Sebenarnya, apa penyebabnya?
Menurut Guru Besar Mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Prof dr Amin Soebandrio, PhD, SpMK(K), terdapat dua tahap infeksi virus Corona. Pertama yakni viremia atau tahap virus masuk ke dalam tubuh, kemudian menyebar dalam tubuh dan menyerang beberapa organ pada hari-hari pertama. Namun, kondisi itu bisa diatasi dengan sistem kekebalan tubuh sehingga pasien bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 10 hari sampai 2 minggu.
Namun memang, terdapat kemungkinan seseorang yang pernah terjangkit COVID-19 sebenarnya tidak pulih 100 persen. Kondisi inilah yang memicu perburukan kondisi tubuh jika kelak terpapar virus Corona lagi untuk kedua kalinya, atau lebih.
"Pertanyaannya apabila dia sudah sembuh kemudian terinfeksi lagi, apakah semakin berat? Mungkin saja, karena kerusakan yang juga terjadi pada infeksi pertama itu belum pulih 100 persen, misalnya recovery-nya hanya sekitar 80 persen tapi bisa berfungsi. Ketika terjadi infeksi kembali reaksi yang sama akan timbul. Otomatis kerusakan jaringan akan bertambah," jelas Prof Amin dalam konferensi pers virtual 'Perkembangan Pandemi di Indonesia dan Gejala pada Pasien COVID-19', Rabu (16/11/2022).
"Tetapi kalau kita perhatikan tidak semua orang yang mengalami infeksi kedua itu menjadi tambah berat. Karena itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan tubuh kita," imbuhnya.
Rusak Satu Organ Bisa Berimbas ke Organ-organ Lain
Lebih lanjut Prof Amin menerangkan, perburukan kondisi imbas reinfeksi COVID-19 berulang kali juga bisa dipicu oleh riwayat penyakit penyerta. Ditambah, sistem organ dalam tubuh memang terkait satu sama lain. Walhasil, kerusakan satu organ bisa memicu gangguan pada organ tubuh lainnya.
"Beberapa kasus kalau sudah ada komorbidnya, sudah ada penyakit-penyakit lain, kemampuan untuk menyembuhkan organ dalam tubuhnya itu juga berkurang sehingga semakin lama semakin turun fungsinya. Jadi kalau kita lihat serangan pertama recovery 80 persen, tapi serangan kedua bisa menyebabkan fungsi turun lagi menjadi 60 persen," beber Prof Amin.
"Akibatnya Kalau fungsi organ itu menurun banyak tentu akan mempengaruhi organ yang lain. Karena tubuh kita merupakan sistem yang terkait satu sama lain. Kalau ada satu organ terganggu itu cepat atau lambat mempengaruhi organ yang lain," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ini Dia Alasan Kena COVID-19 Lebih dari Sekali Bisa Picu Kerusakan Organ"