Ilustrasi obat tetes mata. (Foto: Thinkstock) |
Obat tetes mata besutan India sebelumnya dikaitkan dengan kematian tiga orang di Amerika Serikat, yang juga memicu kebutaan. Ada dugaan kontaminasi yang memicu kondisi tersebut.
Namun, pihak perusahaan Global Pharma Healthcare India mengklaim tidak ada kontaminasi yang terdeteksi pada sampel obat tetes mata mereka.
"Tidak ada kontaminasi yang ditemukan dalam sampel obat tetes mata yang dibuat oleh Global Pharma Healthcare India, produk yang terkait dengan tiga kematian dan kebutaan pada beberapa pasien di AS," lapor penyiar NDTV hari ini mengutip sumber Kementerian Kesehatan India.
India mengklaim obat tetes mata tersebut sudah memenuhi standar kualitas produksi. Padahal, hampir dua bulan AS tidak lagi menggunakan produk tersebut lantaran ada dugaan kuat kontaminasi bakteri yang resisten terhadap obat.
Meski masih dinyatakan aman, perusahaan menarik produk mereka secara sukarela sejak Februari pasca laporan dugaan kontaminasi menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). FDA AS bahkan menilai perusahaan melanggar praktik pembuatan obat yang baik.
Sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mengidentifikasi keberadaan strain langka bakteri yang resistan terhadap obat pada 68 pasien di 16 negara bagian, sebagian besar dilaporkan menggunakan obat tetes mata produksi India, pada 14 Maret.
"Sejauh ini tiga orang dilaporkan meninggal dan ada delapan pasien mengalami kebutaan, serta empat pasien melakukan operasi pengangkatan bola mata," menurut CDC.
Insiden itu menyusul kematian sedikitnya 70 anak di Gambia dan 19 anak di Uzbekistan tahun lalu yang terkait dengan sirup obat batuk buatan India, yang merusak citra negara itu sebagai 'apotek dunia'.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Temuan Baru India soal Kasus Kematian yang Dikaitkan Obat Tetes Mata"