Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai) |
Kondisi udara di Jabodetabek masih memicu kekhawatiran masyarakat, berkenaan dengan risiko penyakit yang mengintai mereka yang harus banyak beraktivitas di luar ruangan. Terlebih beberapa waktu lalu polusi udara di sejumlah wilayah sempat berada di level beracun.
Dalam beberapa kesempatan praktisi kesehatan menyoroti risiko penyakit yang bisa dialami kelompok rentan akibat paparan polusi udara. Kelompok rentan yang dimaksud tak lain anak-anak, lansia, dan orang-orang dengan riwayat penyakit pernapasan.
Dalam kesempatan terpisah, sebuah studi menemukan bahwa ibu hamil yang terpapar polusi udara berisiko melahirkan bayi dengan berat badan di bawah rata-rara normal.
"Hasil yang kami peroleh menunjukkan bahwa wanita hamil yang terpapar polusi udara, bahkan dalam jumlah sekecil apapun, dapat melahirkan bayi dengan bobot yang lebih kecil," ujar peneliti dari University of Bergen di Norwegia, Robin Sinsamala, dikutip dari New York Post, Minggu (10/9/2023).
Temuan tersebut diperoleh dari data 4.000 ibu dan anak yang tinggal di Denmark, Norwegia, Swedia, Islandia, dan Estonia. Dalam riset yang dilakukan para peneliti menganalisa dampak polutan seperti NO2, karbon hitam, PM 2.5 dan PM 10.
Hasilnya, bumil yang terpapar polutan tersebut berpotensi melahirkan bayi dengan bobot hingga 1.97 ons (0.055 kg) lebih ringan dibanding bobot kelahiran rata-rata.
Sinsamala menjelaskan bayi yang terlahir dengan bobot di bawah rata-rata cenderung mengalami infeksi dada, dan bisa berujung pada masalah seperti asma dan PPOK.
"Saat berada di dalam kandungan adalah waktu paling penting bagi paru-paru untuk berkembang. Kita tahu kalau bayi yang lahir dengan bobot ringan lebih rentan terkena infeksi dada, dan ini bisa berujung pada masalah seperti asma dan PPOK," paparnya.
Di sisi lain, penelitian yang sama juga menemukan bumil yang tinggal di kawasan hijau dapat melahirkan bayi dengan bobot 0.95 ons (0.027 kg) lebih berat dibanding normal.
"Area hijau cenderug memiliki aktivitas lalu lintas yang lebih sedikit, atau tanaman yang bisa membantu membersihkan polusi udara. Bisa jadi juga area hijau mendorong para bumil untuk bisa lebih aktif secara fisik," pungkas Sinsamala.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Studi Ungkap Dampak Polusi ke Bumil, Bikin Calon Bayi Rentan Asma dan PPOK"