Ilustrasi. Foto: Getty Images/loops7 |
Dunia digegerkan dengan kemunculan varian baru Corona yakni subvarian Omicron BA.2.86 atau yang juga disebut sebagai varian Pirola. Varian ini diketahui memiliki mutasi paling banyak dibandingkan varian-varian Corona lainnya dengan total lebih dari 30 mutasi.
Varian dikhawatirkan dapat menular dengan amat cepat, dan memiliki kemampuan untuk 'kabur' dari proteksi vaksin COVID-19 maupun antibodi yang terbentuk dari infeksi virus Corona alamiah.
Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan, antibodi yang dihasilkan oleh infeksi virus Corona atau vaksin COVID-19 yang sudah ada masih efektif infeksi BA.2.86.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS juga menyoroti, penyebaran BA.2.86 di Amerika Serikat saat ini tidak mendorong peningkatan kasus COVID dan rawat inap, melainkan mengaitkannya dengan virus-virus lain yang sebagian besar beredar.
Gejala Varian Pirola
Di samping itu hingga kini, belum ada bukti yang yang memastikan bahwa varian Pirola berisiko memicu gejala serius, atau risiko kematian yang besar pada pasien COVID-19.
"Sejauh ini, tampaknya tidak ada peningkatan keparahan pada jenis COVID-19 ini, dan individu tersebut tidak dirawat di rumah sakit," lapor Pusat Pengendalian Penyakit British Columbia dikutip darid Daily Voice.
Di samping itu, gejala COVID-19 dengan infeksi varian Pirola diyakini mirip dengan gejala Omicron pada umumnya berupa:
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Pilek
- Bersin
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sudah Pernah Kena COVID, Masih Bisa Kena Varian Pirola? Begini Temuan Terbaru CDC"