Foto: Ilustrasi iStock/YouTube |
Psikiater dr Lahargo Kembaren SpKJ menceritakan kisahnya menangani kasus pasien kesurupan yang ternyata mengidap kondisi medis epilepsi. dr Lahargo menuturkan kesurupan merupakan fenomena sosial budaya yang memang begitu berkembang di Indonesia.
Dalam sudut pandang medis, dr Lahargo mengatakan kondisi tersebut merupakan fenomena disosiatif. Kondisi ini terjadi ketika seseorang berperilaku tidak seperti dirinya sendiri.
"Ada beberapa riset yang sudah dilakukan gitu ya, menunjukkan bahwa sebagian besar yang dianggap sebagai kesurupan itu menunjukkan tanda gangguan kejiwaan," ucap dr Lahargo ketika dihubungi detikcom, Minggu (1/10/2023).
"Yang dikatakan sebagai kesurupan itu itu waktu kita lakukan pemeriksaan ternyata karena epilepsi, skizofrenia, bipolar, gangguan psikotik, atau gangguan mental organik. Itu lebih dari 90 persen yang demikian," sambungnya.
dr Lahargo menceritakan ketika sedang berpraktik, ia beberapa kali menemukan pasien 'kesurupan' yang rupanya mengalami epilepsi. Ia mengatakan bahwa pasien tersebut datang meringkik seperti kuda hingga mendesis seperti ular.
Ketika otak pasien diperiksa, dr Lahargo menemukan bahwa ada gelombang epilepsi pada otak pasien. Setelah kondisi epilepsinya ditangani, kondisi pasien yang sebelumnya kesurupan pun akhirnya membaik.
"Kenapa bisa demikian? Ketika orang tidak sadar karena epilepsi itu ada letupan listrik di otak yang mengakibatkan otak tidak dapat berfungsi dengan baik," ujar dr Lahargo.
Adapun terkait penanganan pasien 'kesurupan', dr Lahargo meminta pasien yang mengalami kondisi tersebut untuk segera dibawa ke profesional kesehatan mental. Terlebih, apabila kehidupan pasien sudah mulai tersebut akibat gangguan mental tersebut.
"Jadi kalau sudah mengalami pikiran, perasaan, perilaku, emosi, dan sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, nggak bisa fokus, relasi jadi buruk dengan orang lain, ya itu waktunya untuk segera pemeriksaan kesehatan kejiwaan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Cerita Psikiater Tangani Pasien 'Kesurupan', Tak Tahunya Idap Epilepsi"