Ilustrasi. (Foto: Thinkstock) |
Sebuah studi terbaru mengungkapkan kemungkinan adanya hubungan antara disfungsi ereksi dan insomnia. Dari penelitian yang dilakukan di Universitas Stanford, diungkapkan bahwa 58 persen pria yang kurang tidur masalah ereksi secara berulang.
Studi tersebut dipublikasikan pada bulan ini di jurnal European Urology Focus. Penelitian tersebut dilakukan dengan melibatkan 539.109 pria yang didiagnosis mengalami insomnia. Dari keseluruhan partisipan, 356.575 di antaranya dirawat secara medis karena insomnia.
"Pria yang didiagnosis mengalami insomnia memiliki risiko lebih tinggi mengalami disfungsi ereksi. Lebih buruk, mereka yang dirawat karena insomnia lebih sering mengalami disfungsi ereksi. Hal ini menunjukkan bahwa pengobatan insomnia juga dapat memperburuk disfungsi ereksi," ucap penulis studi dikutip dari NY Post, Minggu (1/10/2023).
Umumnya kondisi difungsi ereksi dikaitkan dengan usia, pengobatan tertentu, penyakit, masalah psikologis, kelebihan berat badan, dan merokok. Pada sisi lain, satu dari tiga orang di seluruh dunia mengalami insomnia yang disebabkan oleh stres, pengobatan, kondisi medis, konsumsi kafein, alkohol, dan nikotin.
Insomnia dapat berdampak buruk pada pengidapnya. Insomnia dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga meningkatkan risiko kecelakaan karena waktu reaksi yang lebih lambat.
Dikutip dari Sleep Foundation, terdapat beberapa makanan yang bisa dikonsumsi untuk mencegah insomnia. Adapun makanan yang terbukti baik secara penelitian untuk meningkatkan kualitas tidur adalah kiwi, ceri, susu, ikan berlemak, kacang, dan nasi.
Selain itu, makanan yang dapat dikurangi untuk meningkatkan kualitas tidur antara lain junkfood, coklat, keju, kari, dan es krim.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ada Buktinya! Bapak-bapak yang Insomnia Lebih Rentan Impotensi"