Situasi RS di China terkait pneumonia misterius. (Foto: Tangkapan Layar Video CCTV via Reuters) |
China kini diterpa kasus penyakit pernapasan pneumonia 'misterius' yang banyak menyerang anak-anak. Menanggapi itu, Kementerian Kesehatan RI ikut menyampaikan kesiapsiagaannya meski penyakit ini diketahui memiliki tingkat fatalitas yang rendah.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr Imran Pambudi menjelaskan, masa inkubasi infeksi infeksi Mycoplasma pneumoniae yang sejauh ini diketahui menjadi penyebab pneumonia 'misterius' ini sebenarnya lebih panjang dibandingkan infeksi virus. Walhasil, virulensinya tidak setinggi yang disebabkan oleh patogen penyebab pandemi.
Namun memang, anak-anak menjadi kelompok paling rentan terpapar penyakit ini. Hal ini berkenaan dengan saluran pernapasan anak-anak yang lebih pendek dibandingkan orang dewasa.
"Memang anak-anak ini kan saluran pernapasannya pendek. Jadi infeksi yang terjadi di saluran pernapasan atas akan lebih mudah masuk ke jaringan paru karena dia pendek," terang dr Imran dalam konferensi pers virtual, Rabu (29/11/2023).
Kenapa Disebut 'Misterius'?
Hingga kini, penyebab merebaknya pneumonia pada anak-anak di China belum diketahui secara pasti. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun sempat mendesak China untuk memberikan informasi rinci terkait penyebaran penyakit ini.
dr Imran menjelaskan, sejauh ini, ditemukan bahwa pada kebanyakan kasus pneumonia di China ini dipicu oleh Mycoplasma pneumoniae, yang juga merupakan penyakit penyebab umum infeksi pernapasan sebelum COVID-19.
"Dari penyebabnya yang ada itu, yang ketemu baru sekitar 40 atau 60 persen. Dari yang ketemu itu memang paling banyak penyebabnya adalah mycobacterium. Sisanya masih belum ketemu, makanya disebut sebagai undiagnosed pneumonia," pungkas dr Imran.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Merebak di China, Ini Alasan Pneumonia 'Misterius' Paling Banyak Serang Anak-anak"