Ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/monstArrr_ |
Serangan jantung tak hanya menghantui orang-orang berusia lanjut, melainkan juga kelompok muda. Hal ini tak terlepas dari faktor pemicu berupa gaya hidup yang serba mager, konsumsi rokok, serta riwayat kondisi darah tinggi dan penyakit gula.
Ketua Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Dr dr Sally Aman Nasution, SpPD-KKV, FINASIM, FACP menjelaskan banyak pasiennya bukan hanya orang-orang berusia 55 tahun ke atas, tetapi juga orang berumur 40 tahunan. Ditemukannya, orang-orang berusia relatif lebih muda ini umumnya sudah memiliki riwayat darah tinggi (hipertensi) sejak usia 20 atau 30-an.
"Mengenai usia, dulu memang dikatakan 55 tahun ke atas. Tapi sekarang 40 tahun itu sudah harus screening," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (28/11/2023).
"Jangan lupa, beberapa pasien kami ternyata di umur 30-an sudah ada. Ternyata sudah menderita hipertensi, menderita diabetes di usia 20-an, (umur) 29, 31, atau 32. Itu cukup banyak. Memang yang penting sekali, kita harus tahu kita punya faktor risiko atau nggak," sambung dr Sally.
Menurut dr Sally, kasus serangan jantung pada orang-orang berusia muda ini tidak terlepas dari pengaruh gaya hidup yang buruk. Misalnya, karena kebiasaan merokok. Mengacu pada data, orang yang mengalami penyakit jantung koroner di usia produktif seperti kisaran 45 tahun umumnya memiliki kebiasaan merokok sejak usia sekolah.
Lebih lagi menurut data, masyarakat berusia muda dengan kisaran umur 18 tahun ke atas cenderung mengalami penurunan aktivitas fisik seiring waktu. Hal ini diperburuk dengan kondisi pandemi COVID-19 beberapa tahun terakhir, yang membuat segala aktivitas berlangsung depan laptop. Walhasil, tak sedikit pengidap obesitas adalah orang-orang muda yang jarang bergerak.
"Data 1998 sampai 2019 pada usia 18 tahun ke atas, semakin lama aktivitas fisiknya semakin menurun. Apalagi sejak pandemi, depan komputer. Sesudah pandemi pun banyak bekerja depan komputer, nggak sempat olahraga, exercise sedikit saja waktunya nggak cukup. Jadi satu isu yang penting sebagai faktor risiko untuk terkena serangan jantung," tutur dr Sally.
"Darah tinggi itu sudah jelas, kadang lifestyle, exercise semakin sedikit, semakin banyak depan komputer. Kedua obesitas. Obesitas pun nggak hanya pada orang dewasa. Mulai dari anak dan remaja, ini juga merupakan bakat atau bibit nantiya seseorang itu akan obesitas saat dewasa dan lain-lain. Hipertensi, diabetes, akan lebih muncul pada anak obesitas dan remaja," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bukan Lagi Penyakit Orang Tua, Serangan Jantung Juga Bisa Hantui Usia 20-an"