Hagia Sophia

09 March 2024

Ini Kata BKKBN Terkait Meningkatnya Perceraian dan Menurunnya Pernikahan

BKKBN ungkap pemicu banyak warga RI yang ogah menikah. (Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/ridzky setiaji)

Tren penurunan pernikahan di Indonesia dibarengi dengan angka perceraian yang terus meningkat. Di 2022 ada lebih dari 500 ribu kasus perceraian, meningkat dari tahun sebelumnya di kisaran 460 ribu pada 2021, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengaitkan fenomena ini dengan toxic people. Selain karena banyak yang menunda pernikahan, tingkat egoisme di sejumlah masyarakat untuk tidak memiliki dan mengerti pasangan, juga meningkat.

"Perceraian kan cukup tinggi signifikan, itu kan sebetulnya tren toxic people itu meningkat, selain kita karena semakin maju pendidikan, semakin delay menikahnya, mungkin egoisme kita semakin meningkat, jadi secara individu makin kita semakin egois, yang mungkin untuk memaklumi orang lain sulit juga," terangnya, saat dihubungi detikcom Kamis (7/3/2024).

Hasto menjelaskan toxic people berkaitan dengan gangguan kejiwaan pada seseorang. Otomatis, saat seseorang dihadapkan dengan perilaku tersebut, sulit untuk akhirnya membentuk suatu komitmen yang sehat untuk membangun sebuah keluarga.

"Toxic people itu kan banyak mental emotional disorder, orang toxic ini orang yang membosankan, orang toxic kalau ketemu orang waras ya jadi toxic semua, kalau mau nikah kan juga susah, jadi toxic friendship, toxic relationship, ketika banyak toxic friendship kan nikah juga jadi tidak terjadi," tuturnya.

Keinginan menunda menikah, memiliki pasangan, atau anak bukan cuma terjadi di kota-kota besar. Fenomena ini secara umum bahkan disebut Hasto relatif merata di nyaris seluruh wilayah.

Bisa dilihat dari angka kesuburan wanita di Yogyakarta, sejumlah kabupaten di Jawa Tengah, yang bahkan mencatat angka total fertility rate (TFR) di bawah dua. Padahal, untuk menjaga populasi agar tidak terdampak minus growth, dibutuhkan idealnya 2,1.

"Kalau ini terlalu cepat kan bonus demografinya kan cepat menutup, ya karena kalau ini terlalu cepat jumlah anak turun drastis," sambungnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "BKKBN Ungkap Pemicu Banyak Warga RI Mulai Tunda hingga Ogah Menikah"