Hagia Sophia

09 March 2024

Mengenal Lemak Trans yang Dilarang WHO Penggunaannya di Indonesia

Ilustrasi makanan yang mengandung lemak trans. (Foto: iStock)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini melarang penggunaan lemak trans pada makanan di Indonesia. Sebelumnya, aturan ini sudah diikuti oleh lebih dari 50 negara di dunia, termasuk di antaranya negara seperti Singapura dan Thailand.

Memangnya, apa sih lemak trans itu? Kenapa penggunaannya sampai dilarang oleh WHO?

Lemak trans merupakan salah satu jenis lemak yang berbahaya. Lemak jenis ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL) dalam tubuh. Sebagai informasi, kolesterol LDL merupakan faktor pemicu penyumbatan pada pembuluh darah, sementara kolesterol HDL berperan membersihkan timbunan lemak di pembuluh darah.

Hal tersebut membuat lemak trans jauh lebih berbahaya dibanding lemak jenuh karena lemak jenuh hanya meningkatkan kolesterol LDL tanpa memengaruhi kolesterol HDL.

Lantas, seperti apa dampak lemak trans terhadap kesehatan? Dikutip dari berbagai sumber, berikut ulasannya.

1. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, lemak trans dapat meningkatkan kolesterol LDL dan menurunkan kolesterol HDL. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memicu beragam komplikasi yang membahayakan kesehatan, salah satunya adalah penyakit jantung.

Serangkaian studi klinis menemukan orang yang mengonsumsi lemak trans mengalami peningkatan kolesterol LDL yang signifikan, dibandingkan dengan mengonsumsi jenis lemak lain atau karbohidrat berkualitas tinggi.

Perlu dicatat, penelitian yang dilakukan lebih berfokus pada lemak trans buatan. Sedangkan pada lemak trans alami, peneliti menemukan peningkatan kolesterol LDL dan HDL tapi tidak berkaitan dengan risiko penyakit kardiovaskular.

2. Memicu peradangan
Sejumlah penelitian juga menemukan lemak trans dapat meningkatkan risiko peradangan. Peradangan dapat memicu sejumlah penyakit kronis, seperti penyakit jantung, sindrom metabolik, diabetes, dan radang sendi.

3. Meningkatkan risiko obesitas
Lemak trans kerap ditemukan pada makanan yang dipanggang atau digoreng. Dikutip dari Medlineplus, lemak trans mengandung sekitar 9 kalori per gram. Karena itu, mengonsumsi makanan yang mengandung lemak trans secara berlebihan dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas. Jika terus dibiarkan, maka kondisi ini bisa memicu komplikasi yang lebih serius di kemudian hari.

4. Meningkatkan risiko kanker dan kerusakan pembuluh darah
Sejumlah studi menemukan lemak trans dapat meningkatkan risiko jenis kanker tertentu, seperti payudara, prostat, dan kolorektal (usus besar).

Tak hanya itu, peneliti juga menemukan kaitan antara lemak trans dan pembuluh darah. Sebuah studi mengungkapkan lemak trans bisa merusak lapisan pada pembuluh darah yang bernama entholium. Selain itu, lemak trans juga diyakini dapat memperparah kondisi pasien penyakit arteri koroner.

5. Menyebabkan resistensi insulin dan diabetes
Meski belum ada penelitian yang secara spesifik menganalisa kaitan antara lemak trans dan diabetes, sebuah studi terhadap hewan yang dilakukan pada 2021 menemukan bahwa lemak trans dapat secara signifikan meningkatkan risiko penyakit metabolik, seperti diabetes tipe 2 dan perlemakan hati.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dilarang WHO, Ini 5 Dampak Buruk Lemak Trans Bagi Kesehatan"