Hagia Sophia

10 November 2025

Ditemukan Lagi Virus Corona Baru di Brasil

Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage)

Para ilmuwan mengidentifikasi virus corona baru pada kelelawar di Brasil yang memiliki fitur genetik penting serupa dengan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19.

Virus baru tersebut diberi nama BRZ batCoV, dan ditemukan pada spesies kelelawar berjanggut (moustached bat) yang umum hidup di berbagai wilayah Amerika Latin. Para peneliti menduga virus ini telah lama beredar tanpa terdeteksi, mengingat aktivitas pengambilan sampel di kawasan tersebut masih terbatas.

Analisis sekuensing genetik terhadap virus, yang tidak diisolasi secara langsung, melainkan diteliti melalui data digital, menunjukkan adanya situs pemotongan furin (furin cleavage site), mirip dengan yang ditemukan pada SARS-CoV-2.

Ini adalah bagian dari virus COVID yang memungkinkannya untuk membuka dan memasuki sel manusia, dan beberapa orang mempertanyakan apakah SARS-Cov-2 telah direkayasa di laboratorium karena belum pernah terlihat sebelumnya.

Namun, Dr Kosuke Takada, salah satu penulis pendamping dalam makalah pra-cetak yang belum melalui proses telaah sejawat (peer review), menjelaskan temuan di Brasil ini menunjukkan fitur molekuler serupa dapat muncul secara independen pada berbagai viral lineages (garis evolusi virus) melalui proses alami.

Adapun penelitian ini dilakukan oleh Departemen Virologi Molekuler Universitas Osaka, Jepang.

Pengawasan Satwa Liar

Sementara itu, Prof Stuart Neil, Kepala Departemen Penyakit Menular di King's College London yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, menuturkan ini bukan kali pertama ilmuwan menemukan situs pemotongan furin (furin cleavage site) yang mirip dengan milik SARS-CoV-2 sejak pandemi dimulai.

"Kami hanya memiliki sedikit pemahaman tentang tekanan selektif yang mendorong evolusi situs pemotongan furin pada kelelawar atau setelah penularan lintas spesies. Namun, makalah ini menegaskan bahwa hal tersebut bukanlah hal yang jarang terjadi," ujarnya, dikutip dari The Telegraph.

"Meskipun tidak menjelaskan secara langsung bagaimana [Sars-Cov-2] mendapatkan situs pemotongan furin, hal ini menunjukkan betapa mudahnya mereka muncul di bagian yang sama dari spike [protein] pada virus yang sangat beragam dalam keluarga tersebut."

Prof David Robertson, Kepala Bidang Bioinformatika di Centre for Virus Research, University of Glasgow, yang juga tidak terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan ditemukannya situs pemotongan furin memang menarik, tetapi bukan hal yang mengejutkan, mengingat bagian genom virus ini tergolong cukup mudah bermutasi.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ilmuwan Temukan Lagi Virus Corona Baru di Brasil, Terdeteksi pada Hewan Ini"