detikcom |
Meski menjadi syarat wajib perjalanan, angka cakupan vaksinasi COVID-19 booster belum juga mencapai target sasaran. Kemenkes RI kerap mengimbau suntikan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga dibutuhkan, terlebih jika sudah melewati enam bulan pasca vaksinasi dosis kedua.
Banyak warga 'ogah' divaksinasi COVID-19 booster lantaran tak terlalu khawatir dengan risiko penularan yang dinilai sudah rendah. Hal ini juga diutarakan Dr dr Erlina Burhan, MSc, SpP (K) Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI, RSUP Persahabatan Jakarta.
"Rata-rata mereka mempertanyakan mau ngapain lagi divaksin terus-terusan, kan sudah divaksin dua kali, sekarang juga ringan-ringan saja kok, nggak masalah," sebut dr Erlina, dalam konferensi pers Senin (19/9/2022).
Dalam kesempatan serupa, Dr dr Budiman Bela, SpMK (K) spesialis mikrobiologi klinis menyarankan segera divaksinasi COVID-19 booster usai 6 bulan disuntik dosis kedua lantaran imunitas diyakini menurun. Hal ini disebutnya berisiko memicu risiko kematian tinggi pada kelompok rentan seperti lansia hingga pengidap komorbid.
Bahkan, saat ini, rekomendasi vaksinasi COVID-19 booster disarankan hingga dua kali atau dosis keempat. Mengacu pada hasil riset Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah otoritas kesehatan banyak negara.
"Dan seberapa sering divaksin, sampai sekarang ini kita ikuti apa yang disampaikan WHO dan Kemenkes setiap negara, saat ini kita sudah masuk pada booster kedua, kita ikuti anjuran tersebut karena bukan tanpa dasar program tersebut," tegasnya.
"Menurunkan potensi munculnya virus-virus dengan tingkat evolusi yang makin ganas, dengan begitu kita melakukan banyak hal mencegah setiap kefatalan itu," pungkas dia.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dokter Ungkap Alasan Warga Ogah Booster COVID Meski Jadi Syarat Bepergian"