Hagia Sophia

14 October 2022

Beberapa Tanda Pneumonia pada Bayi yang Sering Dianggap Flu

Foto: Getty Images/iStockphoto/eggeeggjiew

Kemunculan virus corona meningkatkan risiko masyarakat di seluruh dunia terkena pneumonia. Penyakit ini membawa dampak buruk bagi fungsi paru-paru. Maka dari itu, kenali tanda-tanda pneumonia guna mencegahnya kian berkembang.

Dikutip dari World Health Organization (WHO), pneumonia menewaskan setidaknya 740.180 jiwa anak-anak atau menyumbang sekitar 14 persen dari keseluruhan kasus kematian anak di bawah lima tahun pada 2019. Angka ini tentu semakin naik mengingat COVID-19 berkembang pesat di 2020-2021.

Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang jaringan dan sel paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecil yang disebut alveolus.

Organ ini terisi dengan udara ketika seseorang yang sehat bernafas. Ketika seseorang menderita pneumonia, alveoli akan dipenuhi dengan nanah dan cairan sehingga mengganggu pernapasan.

Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, misalnya rhinovirus pada orang dewasa dan Respiratory Syncytial Virus (RSV) pada anak-anak. Ada pula faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit ini, salah satunya paparan asap rokok dan faktor usia di atas 65 tahun.

Tanda-tanda Pneumonia

Dikutip dari laman National Heart, Lung, and Blood Institute dan Health, tanda-tanda pneumonia bisa muncul dalam kondisi ringan atau serius tergantung pada faktor usia dan riwayat penyakit pengidapnya. Kondisi tersebut meliputi:

1. Batuk

Kerusakan paru-paru karena pneumonia dapat menyebabkan batuk akut ataupun kronis. Penyakit ini bisa disertai dengan dahak (lendir) ataupun tidak. Bila menghasilkan dahak, teksturnya cenderung lebih kental dan berwarna pekat.

2. Demam

Demam merupakan tanda yang kerap muncul saat tubuh seseorang terserang bakteri dan virus, layaknya pneumonia. Itu berarti sistem imun tubuh sedang berjuang keras untuk mengusir mikroorganisme berbahaya pemicu penyakit. Menggigil dan suhu tubuh panas-dingin jadi pertanda bahwa mikroorganisme tersebut mengendap dalam jumlah yang banyak di tubuh.

3. Sesak Napas

Selain infeksi, pneumonia juga menurunkan pada fungsi paru-paru. Akibatnya, tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga menyebabkan sesak napas. Tak jarang pengidapnya sangat membutuhkan alat bantu oksigen untuk menormalkan kembali aliran napas.

4. Kulit Lembab atau Berkeringat

Dikutip dari Health, saat tubuh mencoba melawan pneumonia, kulit akan mengeluarkan banyak keringat dan terasa lembab bila disentuh. Menurut profesor di Yale School of Medicine dan direktur Pusat Penelitian dan Perawatan Infeksi Paru di New Haven, dr Charles Dela Cruz, PhD, kondisi ini tidak boleh dibiarkan karena bisa jadi pertanda sepsis yang berpotensi mengancam jiwa. Sepsis adalah komplikasi infeksi yang dikaitkan dengan perkembangan bakteri dalam darah.

5. Nyeri Dada

Sesak napas dan batuk yang tidak kunjung sembuh membuat otot paru-paru jadi lelah. Hal ini menyebabkan dada terasa sakit dan tidak nyaman saat bernapas ataupun batuk. Tidak menutup kemungkinan hal ini bisa memicu serangan jantung.

Tanda-tanda pneumonia lain yang kerap muncul adalah:
  • Sakit kepala.
  • Nyeri otot.
  • Mudah capek.
  • Mual dan muntah.
  • Diare atau sakit perut.
Khususnya bayi, mereka memiliki tanda khusus pada masalah pernapasan, antara lain:
  • Bibir dan kulit membiru.
  • Bunyi pernapasan abnormal (grunting), seperti mendengkur.
  • Otot tulang rusuk seolah-olah tertekan saat bernafas.
  • Napas cepat.
  • Pelebaran lubang hidung saat bernapas.
Tanda-tanda pneumonia bisa menyerang siapa saja, terutama bagi mereka yang memiliki sistem imun lemah. Oleh karenanya, lindungi kesehatan tubuh dengan menjalani gaya hidup sehat dan tidak merokok. Bila perlu, rutinlah konsumsi makanan pembersih paru-paru.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "10 Tanda-tanda Pneumonia, pada Bayi Kerap Disangka Flu"