Foto: Getty Images/iStockphoto/spukkato |
Indonesia kini digegerkan temuan 131 anak terkena gangguan ginjal akut misterius. Sebelumnya, muncul juga laporan 69 anak di Gambia meninggal dunia karena cedera gagal ginjal akut. Diduga, kematian tersebut terkait obat batuk produksi India.
Menyusul kabar tersebut, kandungan parasetamol dalam sirup obat batuk marak menjadi sorotan. Pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Zullies Ikawati menjelaskan, parasetamol atau asetaminofen adalah obat yang bekerja menurunkan demam dan menghilangkan nyeri.
"Obat ini termasuk aman untuk berbagai keadaan, termasuk untuk anak-anak dan ibu hamil/menyusui, dan orang dengan gangguan lambung, sepanjang dipakai dalam dosis terapinya," jelasnya dalam keterangan tertulis diterima detikcom, Kamis (13/10/2022).
"Dosis terapi parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg-2 gram, bisa digunakan 3-4 kali sehari @500 mg (jika masih nyeri atau demam), dengan maksimal penggunaan 4 gram (8x500 mg). Dosis untuk anak menyesuaikan usia dan berat badan," sambung Prof Zullies.
Lebih lanjut Prof Zullies menerangkan, overdosis parasetamol bisa terjadi pada konsumsi berulang. Namun pun terjadi toksisitas, umumnya pada hati (liver), bukan pada ginjal.
"Overdosis parasetamol dapat terjadi pada penggunaan akut maupun penggunaan berulang. Overdosis parasetamol akut dapat terjadi jika seseorang mengkonsumsi parasetamol dalam dosis besar dalam waktu 8 jam atau kurang. Kejadian toksik pada hati (hepatotoksisitas) akan terjadi pada penggunaan 7,5-10 gram dalam waktu 8 jam atau kurang," terang Prof Zullies.
"Kematian bisa terjadi (mencapai 3-4% kasus) jika parasetamol digunakan sampai 15 gram. Secara mekanisme, toksisitas parasetamol lebih banyak terjadi pada liver/hati, bukan pada ginjal," imbuhnya.
Parasetamol di RI Aman
Terkait temuan kasus cedera ginjal dengan dugaan penyebab sirup batuk di Gambia, Prof Zullies menyebut, memang memungkinkan sirup parasetamol di negara tersebut mengandung kadar senyawa tambahan lain yang berbahaya.
Juga mengingat informasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, sirup parasetamol di Gambia telah dipastikan tidak beredar di Indonesia.
"Dugaan saya, bukan parasetamolnya yang berbahaya. Tapi mungkin ada bahan lain yang menyebabkan risiko kematian," beber Prof Zullies.
"Berdasarkan analisis laboratorium WHO, ditemukan bahan berbahaya seperti dietilen glik dan etilen glikok yang terkandung dalam obat batuk tersebut. Dalam kadar tinggi, kandungan bahan itu bisa menyebabkan gagal ginjal akut," imbuhnya.
Prof Zullies menambahkan, WHO juga menyatakan bahwa zat-zat itu beracun bagi manusia dan bisa berakibat fatal. Efek racunnya mencakup sakit perut, muntah, diare, ketidakmampuan buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental, dan cedera ginjal akut yang berisiko berujung kematian.
"Sejauh pemantauan, penggunaan parasetamol di Indonesia masih aman. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dengan penggunaan parasetamol selama digunakan sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Apalagi umumnya pemakaian parasetamol hanya bila perlu saja dalam jangka relatif pendek," pungkas Prof Zullies.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "131 Anak RI Gangguan Ginjal Misterius, Ahli Farmasi Pastikan Parasetamol Aman"