Foto: Getty Images/iStockphoto/loops7 |
Laporan terbaru Kementerian Kesehatan RI pada Rabu (26/10/2022), sudah terdapat empat pasien COVID-19 dengan subvarian Omicron XBB di Indonesia. Ketiga pasien sudah menerima suntikan booster vaksin COVID-19, sementara satu pasien baru menerima dua dosis.
Antibodi dari vaksin COVID-19 diketahui menurun dalam waktu enam bulan setelah suntikan dosis terakhir. Lantas mengingat suntikan booster kedua baru diberikan pada tenaga kesehatan, akankah masyarakat umum non-nakes ikut diberi suntikan booster kedua?
Menjawab itu, juru bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril menyebut sejauh ini pihaknya masih mengupayakan pemberian vaksin COVID-19 booster dosis ketiga alias booster pertama, belum sampai pemberian booster kedua untuk masyarakat umum.
"Vaksinasi (COVID-19) merupakan upaya kita memberikan antibodi kepada masyarakat atau seseorang agar apabila kita terkena infeksi virus (Corona), tidak terlalu berat," ujar Syahril dalam konferensi pers virtual Perkembangan Kasus COVID-19 di Indonesia, Rabu (26/10/2022).
"Memang efektivitas vaksin ini kan selama enam bulan. Setelah enam bulan, seharusnya ada peningkatan atau penambahan vaksinnya. Untuk itu, ini menjadi suatu bahan kita. Kita tetapi tetap fokus dulu untuk mengejar target booster pertama atau vaksin ketiga," imbuhnya.
Seiring itu, kemarin, Selasa (25/10), Indonesia mencatat 3.008 kasus baru COVID-19. Padahal selama beberapa hari terakhirnya, kasus baru harian COVID-19 di RI tak pernah mencapai 3 ribu. Bersamaan dengan angka itu, kemarin tercatat 21 pasien COVID-19 meninggal dunia.
"Kematian tetap walaupun ada kenaikan kasus sampai 3 ribu kemarin, tetap kematian itu masih di bawah 20. Tetap kita ingin menekan terus angka itu," beber Syahril.
"Dari data yang kami himpun, memang kematian itu banyak dikaitkan dengan komorbid yang ada pada pasien-pasien di rumah sakit itu.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "RI Kemasukkan Omicron XBB, Vaksin Masih Mempan atau Butuh Booster Kedua?"