Foto: Getty Images/iStockphoto/loops7 |
Beredar hasil riset menyebut orang yang pernah terkena COVID-19 lebih dari sekali berisiko mengalami kerusakan sistem organ penting seperti paru-paru, ginjal, hingga otak. Lantas pada orang yang sudah divaksin COVID-19 dosis lengkap plus booster namun terkena Corona lebih dari sekali, samakah risikonya?
Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono, menjelaskan hasil riset tersebut memang sudah dipublikasikan dalam Nature Medicine. Data tersebut bukan diperoleh di Indoesia, melainkan Amerika Serikat.
"Ternyata nggak semua. Jadi dilihat proporsi orang yang dibandingkan 3 kali, yang ngaku 2 kali, yang ngaku 1 kali, angka perawatannya jauh lebih tinggi pada yang pernah mengalami infeksi berulang. Itu saja konsepnya," ungkapnya dalam seminar publik 'Dukung Vaksinasi Booster, Bangkit Indonesiaku Sehat Negeriku' di Jakarta Selatan, Selasa (22/11/2022).
"Apa pun status vaksinasinya. Mau sudah dibooster, baru lengkap (2 dosis vaksinasi COVID-19), atau belum divaksinasi," imbuh Pandu.
Lebih lanjut Pandu menerangkan, risiko kerusakan sistem organ pada orang yang terkena COVID-19 lebih dari sekali sebenarnya berkaitan dengan kondisi COVID-19 berkepanjangan atau 'Long COVID'.
"Ada yang namanya kalau orang terinfeksi, kadang ada gejala disebut 'Long COVID', kerusakan di organ kita. Nggak semuanya, di sebagian kecil saja sebenarnya. Apakah otak, jantung, ginjal, ada gejala sisa, itu juga lebih banyak pada orang yang mengalami risiko berulang. Jadi angkanya relatif, tidak mutlak," beber Pandu.
Terakhir ia menggarisbawahi, yang terpenting dari temuan observasi tersebut adalah walaupun seseorang sudah divaksinasi COVID-19, upaya pencegahan penularan harus tetap diupayakan untuk mencegah infeksi berulang. Tak lain, degan tetap mengenakan masker dan mempertahankan percepatan vaksinasi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tetap Prokes Meski Sudah Vaksin! Ini Risiko Kena COVID Lebih dari Sekali"