Corona di China. (Foto: AP Photo) |
Pemerintah China akan kembali membuka perbatasan mulai 8 Januari 2023. Kebijakan ini dilakukan di tengah kenaikan kasus COVID-19 yang masih terjadi di negara tersebut.
Hal ini membuat sejumlah negara ketar-ketir, termasuk Indonesia. Melihat kondisi ini, eks Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mendorong agar pemerintah RI untuk memperketat pengawasan dan pemeriksaan terhadap WNA China yang datang ke Indonesia.
"Hal yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia, salah satunya adalah meningkatkan pengawasan bagi pendatang dari China. Termasuk kemungkinan kejadian penularan dan juga sampai analisis Whole Genome Sequencing (WGS)," kata Prof Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis (29/12/2022).
Selain itu, Prof Tjandra meminta agar Kementerian Kesehatan melakukan analisis lebih dalam untuk bisa menjelaskan kondisi COVID-19 di China. Di antaranya terkait efikasi proteksi vaksin, bentuk, hingga dampak kebijakan pelonggaran terhadap kenaikan kasus COVID-19.
Menurutnya, sampai saat ini WHO masih membutuhkan informasi yang lebih lengkap soal kondisi Corona di China. Sebab sampai saat ini, China masih seperti menutup-nutupi informasi yang dibutuhkan.
Namun, Prof Tjandra mengungkapkan berbagai hal yang kemungkinan menjadi penyebab lonjakan kasus di China. Mulai dari efikasi vaksin yang menurun, proteksi warga hanya dari vaksin dan bukan imunitas alamiah pasca terinfeksi, hingga kemunculan varian baru.
"Pertukaran informasi secara diplomasi kesehatan internasional, baik bilateral dengan China, atau menggunakan kerangka ASEAN-China. Atau barangkali melalui pendekatan sebagai sesama anggota G20, terlebih Indonesia baru selesai sebagai presidensi dan tentunya juga lewat WHO," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "China Bakal Buka Perbatasan Mulai Januari 2023, Ini Wanti-wanti Eks Direktur WHO"