Ilustrasi warga Korea Selatan. Foto: (Reuters) |
Korea Selatan diterpa penurunan populasi imbas banyak warganya ogah menikah dan memiliki anak. Mengatasi kendala tersebut, pemerintah Korea Selatan berupaya mendorong warganya agar mau punya bayi. Salah satunya dengan mengadakan ajang cari jodoh.
Dengan latar belakang lagu-lagu Natal, sebanyak 100 pria dan wanita Korea Selatan berkumpul di sebuah hotel dekat Seoul sembari mengenakan pakaian terbaiknya. Mereka berharap, bisa menemukan cinta di ajang tersebut. Sementara pemerintahnya berharap, mereka yang menemukan cinta bisa kemudian menikah dan melahirkan bayi suatu hari.
Acara kencan buta massal tersebut diselenggarakan oleh pemerintah di kota Seongnam. Pemerintah berharap, ajang tersebut bisa membalikkan penurunan angka kelahiran, mengatasi penurunan popularitas pernikahan dan antusiasme warga Korea Selatan untuk menjadi orang tua.
Kebanyakan peserta berusia 20 hingga 30 tahunan. Mereka duduk bersebelahan, bermain game sesuai panduan pemandu acara, mengisi ruangan dengan tawa.
Salah seorang pengunjung acara tersebut, Lee Yu-mi (36) mengisahkan, dirinya harus mendaftar sebanyak tiga kali untuk bisa mendapat tempat di acara tersebut. Ia tidak menyangka, akan sesulit itu untuk bisa mengikuti ajang cari jodoh tersebut.
Setelah lima putaran acara cari jodoh tahun ini, sebanyak 198 orang di antara 460 orang meninggalkan acara tersebut sebagai 'pasangan'. Pemerintah Korsel juga mencatat, banyak peserta acara tersebut akhirnya bertukar kontak untuk berkenalan lebih dekat.
Ibu kota Korea Selatan, Seoul, telah berencana untuk mengadakan acara serupa. Namun, rencananya tersebut tertunda akibat banyaknya kritik yang menyebut, acara tersebut hanya akan membuang-buang uang pembayar pajak.
Pasalnya, acara tersebut belum tentu berhasil mendorong warga Korsel untuk mau memiliki anak. Mengingat, kebanyakan warga memilih untuk tidak punya anak akibat mahalnya biaya perumahan dan pendidikan.
"Anda perlu mengeluarkan lebih banyak uang secara langsung untuk mendukung kehamilan, persalinan dan mengasuh anak untuk menyebutnya sebagai kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran," tutur profesor di departemen kesejahteraan sosial di Universitas Wanita Seoul, Jung Jae-hoon, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (28/11/2023).
Seraya Jung menegaskan, 'tidak masuk akal' jika ajang cari jodoh diandalkan untuk mengatasi anjloknya angka kelahiran di Korsel.
Walikota Seongnam Shin Sang-jin mengatakan ajang cari jodoh sebenarnya hanyalah salah satu cara untuk meningkatkan angka kelahiran. Ditegaskannya, kencan buta hanyalah salah satu dari banyak kebijakan yang diluncurkan kotanya untuk membalikkan angka kelahiran yang anjlok.
"Angka kelahiran yang rendah tidak dapat diselesaikan dengan satu kebijakan saja. Ini juga merupakan tugas kota untuk menciptakan lingkungan bagi orang-orang yang ingin menikah untuk menemukan pasangannya," bebernya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Populasinya Anjlok, Korsel Gelar Cari Jodoh biar Warganya Mau Menikah-Punya Anak"