Hagia Sophia

29 November 2023

Kisah Dokter Inggris di Gaza Tentang Pasien RS Usai Diserang Israel

Foto: REUTERS/Mohammed Al-Masri

Dokter asal Inggris-Palestina yang bertugas di al Ahli, Dr Ghassan Abu Sittah, mengisahkan mirisnya kondisi di Gaza imbas serangan Israel. Ia menggambarkan keadaan ruang gawat darurat setelah sebuah roket mendarat di lokasi rumah sakit al Ahli di Gaza pada 17 Oktober 2023.

"Di sebelah kanan, saya melihat seorang pria berusia pertengahan lima puluhan dengan amputasi setinggi pertengahan paha. Seperti amputasi guillotine, ada darah yang muncrat melalui arteri yang terbuka di tunggulnya," jelas Dr Abu Sittah, dikutip dari Sky News, Selasa (28/11/2023).

"Saya mengambil ikat pinggangnya dan mengikatnya sebagai tourniquet... Saya pindah ke pasien lain yang menerima satu (sepotong) pecahan peluru di lehernya, darah muncrat dari lehernya," sambungnya.

Sebagai seorang ahli beda plastik dan rekonstruksi yang berpengalaman, ia menghabiskan masa sulit selama 43 hari di ruang operasi di Kota Gaza. Menurutnya, itu adalah pengalaman yang sangat menakutkan.

Dalam konferensi pers di London, ia berbicara tentang cedera yang ditanganinya selama bertugas di sana. Ia mengungkapkan sebagian besar luka korban adalah luka ledakan.

"Sebagian besar cedera pada awalnya adalah luka ledakan, dan ini adalah trauma jaringan lunak yang parah, trauma wajah yang parah, dan beberapa patah tulang," ungkap Dr Abu Sittah.

"Dan seiring berjalannya waktu, kita melihat diperkenalkannya bom pembakar, di mana pasien akan berada dan lebih dari 40 persen dari total luas permukaan tubuh mereka terbakar," lanjut dia.

Setelah Israel memulai invasi darat di Gaza, Pasukan Pertahan Israel (IDF) menembaki bom fosfor putih di daerah padat penduduk. Menurut Dr Abu Sittah, pelet fosfor yang tertanam di kulit sangat sulit untuk diobati.

Dr Abu Sittah memang sering mengobati luka bakar fosfor putih di Jalur Gaza selama perang tahun 2009. Hal itu yang membuatnya sangat mengenal karakteristik luka dan luka bakar yang ditimbulkan.

"Fosfor terbakar sampai ke bagian dalam tubuh dan hanya berhenti ketika tidak ada paparan oksigen, pasien pada dasarnya akan mengerut karena luka bakar yang merobek hingga ke tulang rusuk, tulang," bebernya.

Kondisi RS di Gaza Pasca Diserang Israel

Dokter bedah tersebut mengatakan bahwa dia bekerja di tiga rumah sakit di Gaza utara. Saat sebuah rudal mendarat di kompleks tersebut pada pertengahan Oktober, ia tengah berada di ruang operasi di rumah sakit al Ahli milik Gereja Inggris.

"Tidak ada bau bahan bakar. Ketika saya kembali ke al Ahli untuk bekerja di sana, tidak ada apa-apa di lapangan. Anda mungkin berpikir bahwa rudal yang ditujukan ke Tel Aviv akan penuh dengan bahan bakar."

Ia juga mengungkap kondisi RS al Shifa yang juga dipenuhi oleh korban imbas perang Israel-Hamas. Banyak kerabat yang mencoba masuk membawa keluarganya ke ruang gawat darurat dengan kondisi yang mengkhawatirkan.

Tak hanya itu, Dr Abu Sittah mengungkapkan langit-langit di ruang operasi juga jatuh menimpa dirinya. Beruntung, ia bisa selamat dan tidak terluka keluar dari ruang operasi.

"Halaman depan yang terkena serangan penuh dengan tubuh korban dan bagian-bagian tubuh. Saya ingat berjalan melewati lengan bawah seorang anak yang diamputasi," pungkasnya.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Cerita Dokter Bedah di Gaza soal Kondisi Pasien RS Pasca Diserang Israel"