Ilustrasi otak. (Foto: Getty Images/janiecbros) |
Alzheimer dan demensia adalah penyakit penurunan fungsi kognitif yang biasanya terjadi pada lansia. Namun neurologis dikejutkan dengan temuan kasus alzheimer termuda di dunia yang didignosis penyakit tersebut di usia 19 tahun.
Pada tahun 2023, ahli saraf di sebuah klinik memori di China mendiagnosis seorang remaja berusia 19 tahun mengidap Alzheimer, menjadikannya orang termuda yang pernah didiagnosis penyakit tersebut di dunia.
Kasus tersebut, yang dipublikasikan dalam Journal for Alzheimer's Disease, menggambarkan seorang remaja laki-laki dari Beijing yang mulai mengalami kehilangan ingatan secara bertahap dan kesulitan berkonsentrasi pada usia 17 tahun. Dia tidak dapat mengingat di mana dia meletakkan barang-barangnya atau apa yang telah terjadipada hari sebelumnya dan mengalami reaksi tertunda dan kesulitan membaca.
"Ini adalah kasus termuda yang pernah dilaporkan yang memenuhi kriteria diagnostik kemungkinan [penyakit Alzheimer] tanpa adanya mutasi genetik yang diketahui," kata para penulis.
Nilainya pada Tes Pembelajaran Verbal Auditori Universitas California Los Angeles (WHO-UCLA AVLT) juga mengkonfirmasi adanya gangguan memori yang parah.
Berdasarkan hasil klinisnya, para peneliti melakukan pengujian medis ekstensif untuk mendiagnosis pasien kemungkinan Alzheimer. Pencitraan otak pasien menunjukkan penyusutan pada hipokampus, yang terlibat dalam memori, dan cairan serebrospinalnya mengisyaratkan penanda umum dari bentuk demensia yang paling umum ini.
Diberitakan Science Alert, para peneliti di Capital Medical University di Beijing tidak dapat menemukan mutasi apa pun yang bertanggung jawab atas timbulnya kehilangan memori dini, atau gen yang dicurigai ketika mereka melakukan pencarian genom.
Kasus Alzheimer di usia muda seperti yang terjadi di China menimbulkan misteri. Tak satu pun dari keluarga remaja berusia 19 tahun tersebut memiliki riwayat penyakit Alzheimer atau demensia.
Selain itu dia remaja tersebut tidak memiliki penyakit, infeksi, atau trauma kepala lain yang dapat menjelaskan penurunan kognitif mendadak yang dialaminya.
Pada akhirnya, penurunan kognitifnya menjadi sangat parah, pemuda tersebut tidak mampu menyelesaikan sekolah menengah atas, meski masih bisa hidup mandiri. Setahun setelah dirujuk ke klinik memori, ia menunjukkan kehilangan ingatan segera, ingatan tertunda singkat setelah tiga menit, dan ingatan tertunda lama setelah 30 menit.
Skor memori skala penuh pasien adalah 82 persen lebih rendah dibandingkan teman-teman seusianya, sementara skor memori langsungnya 87 persen lebih rendah.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Remaja 19 Tahun Jadi Pasien Alzheimer Termuda di Dunia, Begini Kondisi Otaknya"