Menkes Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Andhika Prasetia) |
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti angka stunting yang baru mengalami penurunan 0,1 persen, Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, angka stunting Indonesia pada tahun 2023 berada di 21,5 persen dan pada tahun sebelumnya berada di angka 21,6 persen.
Menkes Budi menuturkan bahwa salah satu hal yang menyebabkan masih rendahnya penurunan stunting adalah belum ditemukannya model implementasi yang sesuai untuk program yang sudah ditetapkan. Menurutnya ada masalah eksekusi di lapangan sehingga program kurang berjalan dengan baik.
"Masalah eksekusi di lapangannya, implementasi di lapangannya, itu belum ketemu model implementasi di lapangan yang pas. Nah, itu yang sekarang sedang kita cari model pas-nya," ucap Menkes Budi dikutip dari Antara, Kamis (9/5/2024).
Permasalahan ini menurut Menkes Budi hampir terjadi di semua wilayah. Ia mengatakan tidak ada satu daerah yang benar-benar secara konsisten menekan prevalensi stunting.
"Nggak ada satu daerah yang konsisten di satu provinsi, bahkan di satu kabupaten atau kota sedikit sekali yang bisa (konsisten)," sambungnya.
Pihak Kemenkes saat ini tengah melakukan evaluasi terkait hal tersebut, salah satunya memberikan perhatian penuh pada anak yang masuk dalam kategori wasting dan sangat berisiko tinggi mengidap stunting. Protokol pencegahan stunting yang ideal diharapkan bisa diterapkan dengan baik.
Terlebih selisih antara angka dari kelompok yang berhasil keluar dan kelompok anak yang masuk mengalami stunting sangat tipis.
"Sehingga yang ideal dan itu sebenarnya di protokol kita ada, yaitu membantu ibu hamil, membantu baduta (bayi dua tahun), dan ibu menyusui," kata Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Sumiwi.
Kemenkes optimis dengan melakukan protokol tersebut secara konsisten dan baik, implementasi program pencegahan stunting bisa dijalankan dengan baik. Harapannya prevalensi stunting bisa turun.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Angka Stunting RI Cuma Turun 0,1 Persen, Menkes Ungkap Biang Keroknya"