Foto: Thinkstock |
Data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI hingga Sabtu (22/10/2022), Indonesia telah mencatat total 245 kasus gangguan ginjal akut misterius. Sebanyak 141 pasien di antaranya meninggal dunia.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut, pihaknya tengah mempersiapkan obat untuk pasien gangguan ginjal akut. Sejauh ini, obat bernama 'fomepizole' tersebut sudah diberikan kepada 10 pasien di Indonesia. Hasilnya, 7 pasien di antaranya mengalami perbaikan kondisi.
"Dari obat yang sudah datang 10 kita sudah cobakan ke pasien, 7 di antaranya membaik kondisinya. Pasien biasanya ginjalnya terganggu, dia nggak bisa kencing atau keluar air seni. Tapi begitu dikasih obat, mereka keluar sedikit demi sedikit. Ada yang sudah mulai banyak. Yang tadinya tidak sadar, mulai sadar kembali," ungkapnya dalam siaran langsung Keterangan Pers Menteri Terkait Perkembangan Kasus Obat Gagal Ginjal Akut di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/10).
Lebih lanjut ia menyebut, obat tersebut akan diberikan secara gratis pada pasien gangguan ginjal akut misterius di Indonesia.
"Obat barunya akan biaya kita. Nanti kita yang memberikan itu ke seluruh rumah sakit yang ada pasien bergejala ginjal akut ini," beber Menkes.
Menurutnya, sejauh ini Indonesia sudah menerima 20 vial dari Singapura. Tadi malam, pihak Kemenkes juga menunggu kiriman dari Australia sebanyak 16 vial. Seiring itu, Kemenkes juga memproses pembelian obat dari Amerika dan Jepang.
Dalam kesempatan sebelumnya, Menkes menyebut Fomepizole diberikan sebanyak 1 vial untuk satu pasien. Harga 1 vial mencapai belasan juta, tetapi pemerintah menyebut bakal menanggung biayanya.
"Vialnya itu satu vialnya 16 juta harganya. Ya jadi itu untuk sementara diberikannya gratis," ungkap Menkes dalam konferensi pers, Jumat (21/10).
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Obat Gangguan Ginjal Akut Fomepizole Ditanggung Pemerintah, Seampuh Apa?"