Hagia Sophia

28 October 2022

Serangan Jantung dan GERD Miliki Tanda Awal yang Mirip, Ini Pembedanya

Foto: thinkstock

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dan serangan jantung mempunyai tanda-tanda-tanda awal yang hampir serupa, yakni sesak napas dan nyeri dada. Tak jarang kedua kondisi tersebut membuat pengidapnya terkecoh hingga melaporkan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan rasa panik dan khawatir.

Sebenarnya, masalah kesehatan tersebut bisa dibedakan dengan mendeteksi pemicu dan faktor risikonya. Gejala jantung kerap dikaitkan dengan aktivitas fisik berat yang dapat memengaruhi kinerja jantung, sedangkan GERD disebabkan oleh pola makan.

"Nyeri dada yang spesifik buat jantung munculnya itu dipicu oleh aktivitas fisik. Jadi, ada beban buat jantung sehingga heart rate atau laju nadinya semakin cepat sehingga beban jantung meningkat. Selain itu, dipicu juga tekanan darah dan gula yang tinggi," kata dr Sony Hilal Wicaksono, SpJP, Subsp PKV (K), FIHA, FAsCC, saat ditemui di Depok, Kamis (27/10/2022).

Di kesempatan serupa, dokter spesialis jantung dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr Prima Almazini, SpJp, Subsp Eko(K), FIHA, menegaskan sesak napas dan nyeri dada dapat disebabkan oleh gangguan jantung atau penyakit lainnya, seperti masalah paru-paru, GERD, kelainan saraf, dan lain-lain. Salah satu cara untuk mengetahui asal-usul dari kedua gejala tersebut adalah melihat karakteristik nyeri yang dirasakan.

"Lihat juga karakteristik nyerinya seperti apa. Kalau penyakit jantung disebabkan aktivitas berat sehingga kebutuhan jantung semakin tinggi. Biasanya gangguan jantung akut disertai dengan nyeri, seperti ditekan benda berat, kemudian terkadang menjalar ke leher, tangan, tembus ke punggung. Kemudian pula, keringat dingin sampai basah semua baju. Kadang juga mual, muntah, pusing, dan berdebar," sebut dr Prima.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa nyeri yang dikaitkan dengan GERD memberikan rasa tidak nyaman di daerah perut.

"Tapi kalau karena GERD itu dipengaruhi oleh makan, misalnya setelah makan atau telat makan. Jadi, pengaruhnya itu lebih kepada pola makan. Keluhan penyertanya lebih ke arah kembung, begah, dan nyeri ke uluh hati," lanjutnya.

Kemuncul gejala-gejala ini muncul tetap menjadi kewaspadaan bagi masyarakat untuk segera melaporkannya ke layanan medis terdekat guna mendapatkan diagnosis pasti. Sebelum itu, dokter terlebih dahulu akan memeriksa fisik dan anamnesis (riwayat kesehatan) melalui tinjauan nyeri, gejala penyerta, dan faktor risiko.






















Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sesak dan Nyeri Dada Mendadak? Ini Beda Gejala Serangan Jantung dan GERD"