Ilustrasi situasi pandemi COVID-19 di China pasca dicabutnya aturan ketat 'Zero-COVID'. Foto: REUTERS/Tingshu Wang |
Warga Wuhan di China kini berharap agar kedepannya, mereka tidak perlu takut terhadap ancaman COVID-19. Kini, negara tersebut diterpa lonjakan kasus COVID-19 pasca dicabutnya aturan ketat lockdown dan penanganan virus Corona bernama 'Zero-COVID' yang sebelumnya telah berjalan selama tiga tahun.
Pada perayaan Tahun Baru Imlek pekan ini, Wuhan tampak sepenuhnya berbeda dibandingkan pemandangan apokaliptik yang mencengkeram kota berpenduduk 11 juta pada awal 2020, ketika virus misterius Corona baru merebak.
Kini, penduduk setempat menerjang suhu dingin untuk memadati pasar dan keluarga yang sibuk. Beberapa orang tidak memakai masker sembari membeli mainan dan melempar batu di sepanjang Sungai Yangtze.
"Tahun baru tentu saja akan lebih baik," kata Yan Dongju, seorang petugas kebersihan berusia 60-an kepada AFP dikutip Senin (23/1/2023).
"Kami tidak takut dengan virus lagi," sambungnya.
Harapan senada disampaikan oleh seorang sopir pengiriman Liang Feicheng. Menurutnya, kini warga Chinaa senang karena aturan lockdown telah dibuka.
"Banyak kekhawatiran dan depresi kami perlahan-lahan teratasi," ungkap Feicheng.
"Orang-orang menjalani hidup mereka, berkumpul dengan keluarga dan teman, pergi bermain dan bepergian dan menjadi bahagia," sambungnya. Mengingat, momen Tahun Baru Imlek terkenal akan tingginya mobilitas masyarakat China berkunjung ke keluarga di daerah pedesaan.
Keputusan Januari 2020 untuk mengunci kota, diumumkan di tengah malam, mengejutkan penduduk Wuhan saat dunia menyaksikan dengan ketidakpastian.
Sebelumnya, Wuhan sempat terputus dari dunia luar. Penduduk bersembunyi di dalam rumah lantaran takut terinfeksi virus Corona, sementara rumah sakit kebanjiran pasien COVID-19. Namun kini, situasi mencekam tersebut sudah menjadi masa lalu.
Di samping itu, pasar grosir makanan laut huanan Wuhan hingga kini masih ditutup. Tempat tersebut sempat diyakini menjadi pusat merebaknya wabah virus Corona dari penjualan daging binatang.
China yang relatif tidak tersentuh virus Corona selama bertahun-tahun kini diterpa amukan COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir. Menurut ahli epidemiologi terkemuka Wu Zunyou, sekitar 80 persen populasi diyakini telah tertular COVID-19 sejak Zero-COVID dicabut
Pada Sabtu (21/1), China melaporkan setidaknya 13.000 kematian terkait COVID-19 hanya dalam waktu kurang dari seminggu. Sebelumnya China juga sempat mengakui, ada sekitar 60 ribu kasus kematian pasien COVID-19 terhitung sejak Desember ketika Zero-COVID dicabut.
Namun beredar anggapan, angka 60 ribu tersebut masih terlalu rendah untuk populasi 1,4 miliar. Penghitungan kasus resmi dari pihak berwenang Beijing diyakini tidak akurat mencerminkan jumlah kasus kematian akibat COVID-19 di masyarakat.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Curhat Warga Wuhan Tak Takut Lagi pada COVID-19, Siap Hidup Normal"