Foto: AP/Bernat Armangue |
Imbas bergulat dengan invasi Rusia selama setahun, populasi Ukraina kini disebut berisiko mengalami kondisi gangguan mental yang parah. Adapun kondisi gangguan jiwa yang dialami berupa kecemasan akut dan depresi.
Sebagaimana disoroti oleh anggota Komisi Kebijakan Narkoba Eropa Timur dan Tengah dan Asia Tengah, Michel Kazatchkine, konflik di Ukraina tidak hanya mengakibatkan kekurangan pasokan dan personel medis, melainkan juga menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan mental.
"Diperkirakan bahwa saat ini satu dari empat orang di Ukraina berisiko mengalami kondisi kesehatan mental yang parah," ungkap Kazatchkine memaparkan prediksi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dikutip dari Reuters, Jumat (10/2/2023). Ia kini juga menjabat sebagai penasihat khusus Kantor Regional WHO untuk Eropa.
Kazatchkine menyebut, dirinya telah melihat lusinan personel militer dirawat di rumah sakit dengan kecemasan akut dan tragis, depresi dan kondisi kejiwaan. Hal itu mengacu pada apa yang dilihatnya saat melakukan kunjungan ke kota Dnipro di Ukraina baru-baru ini.
"Kesehatan mental menjadi masalah kesehatan masyarakat yang dominan di Ukraina," bebernya kepada wartawan di Jenewa.
"Perang dan konsekuensinya telah menyebabkan peningkatan penggunaan zat psikoaktif legal dan ilegal," imbuhnya.
Lebih lanjut Kazatchkine menyoroti, krisis kesehatan di Ukraina diperkirakan akan menyebar ke bagian lain Eropa Timur dan Asia Tengah. Salah satu pemicunya, yakni penurunan sektor ekonomi.
"Penurunan ekonomi datang dengan latar belakang sistem kesehatan yang rapuh dan anggaran kesehatan yang sangat terbatas," pungkas Kazatchkine.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO Sebut Seperempat Warga Ukraina Kena Mental Imbas Invasi Rusia"